Iwan dalam kesempatan sama sebelumnya menyebut, pihaknya tidak melakukan PHK terhadap karyawan PT Sritex.
Meski demikian, pihaknya telah meliburkan sekitar 2.500 karyawan sebagai imbas kurangnya bahan baku.
"Bahwa saat ini Sritex tidak melakukan PHK, satu orang pun, dalam status kepailitan ini, tetapi Sritex telah meliburkan sekitar 2.500 karyawan akibat kekurangan bahan baku," ungkapnya.
Menurut dia, apabila dalam waktu dekat tidak ada keputusan dari hakim pengawas dan kurator mengenai keberlanjutan usaha PT Sritex, jumlah karyawan yang diliburkan akan terus bertambah.
"Ini memang kemarin ini kan ada tersendat di dalam proses administrasi di situ, dan jumlah karyawan yang diliburkan akan terus bertambah apabila tidak ada keputusan dari kurator dan hakim pengawas untuk izin keberlanjutan usaha," bebernya.
Dia menambahkan, ada proses yang harus cepat diputuskan oleh hakim pengawas, karena hal ini akan membantu pihaknya dalam keberlangsungan usaha.
"Bila itu ada, kita kembali (beroperasi) lagi. Jadi ketersediaan bahan baku ini kekuatannya sampai tiga minggu ke depan."
"Jadi ini kalau tidak ada going concern daripada keberlangsungan itu, justru ancaman PHK ada. Jangan sampai ini menambah masalah. Tentang rekening bank yang diblokir, itu kan menambah masalah lagi," ungkap Iwan Lukminto.
Sebagai informasi, PT Sritex didirikan pada 1966 oleh HM Lukminto sebagai perusahaan perdagangan tradisional di Pasar Klewer, Solo.
Sebagai perusahaan tekstil dan garmen, PT Sritex dalam sejarahnya tidak perlu waktu lama untuk mencapai kejayaan.
Namun saat ini nasib PT Sritex bergantung pada empat kementerian yang diterjunkan Presiden Prabowo Subianto untuk melakukan penyelamatan.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com