Atik melayani semua kalangan, mulai dari pelajar, pekerja, mahasiswa, hingga warga setempat.
Banyak juga pelanggan baru yang penasaran setelah mendengar cerita mie ayam yang harganya kelewat murah itu.
Pembelinya mayoritas berasal dari wilayah Magelang. Juga ada dari luar provinsi seperti DI Yogyakarta.
“Setiap hari pasti ada orang yang heran, kok bisa murah banget. Kalau ditanya rugi, ya nggak. Alhamdulillah, rezekinya cukup saja,” katanya.
Atik mengaku tidak memiliki resep khusus dalam meracik hidangan yang ia jajakan.
Namun menurut pengunjung, mie ayam buatannya terkenal segar dan kuahnya tak membuat tenggorokan enek.
Dia melanjutkan, setiap hari dirinya mampu menjual 4 kilogram mie dan 3 kilogram ayam yang diolah menjadi ratusan porsi mie ayam.
Baca juga: Tangis Muiz Rawat 7 Adiknya Bak Tulang Punggung Keluarga, Jadi Pemulung dan Jualan Sambil Sekolah
Meski harga yang ia patok sangat terjangkau, usaha ini tetap memberinya penghasilan yang cukup untuk membantu perekonomian keluarganya.
Baginya, keuntungan sedikit yang disyukuri jauh lebih berharga daripada mengeluh tanpa kerja.
"Alhamdulilah nggak (rugi). Dari pada aku nggak kerja, jadi sedikit-sedikit aja disyukuri. Saya per hari dapat hasil bersih Rp 200-150 ribu," katanya.
Ide untuk menjajakan mie ayam murah tidak muncul begitu saja.
Menurut Atik, gagasan ini berawal dari pengalamannya menghadapi kesulitan ekonomi.
Atik masih ingat masa ketika ia belum bekerja mengelola warung mie ayam.
Saat itu, ia hanya mengandalkan gaji suaminya yang bekerja sebagai kuli bangunan.
Atik pernah membeli mie ayam seharga Rp 13.000 kemudian dibagikan ke seluruh anggota keluarganya di rumah. Penyebabnya karena gaji sang suami belum cair.