Karenanya, BPBD Surabaya berkolaborasi dengan Dinas Sumber Daya Air Bina Marga (DSDABM) Surabaya mengerahkan sejumlah alat berat.
Mereka terlebih dahulu membersihkan tumpukan eceng gondok di permukaan sungai.
"Kami melakukan pembersihan eceng gondok terlebih dahulu. Sementara masih belum terlihat untuk korbannya," katanya.
Selain eceng gondok, kendala petugas ada pada penyisiran di box culvert.
Penyisiran saluran tertutup akan dilakukan setelah menuntaskan proses pencarian di Kali Makmur.
"Ini belum kami lakukan penyisiran ke arah Wiyung. Karena, merupakan saluran tertutup. Setelah di sini, kami akan ke arah Wiyung," katanya.
Apabila hujan datang, pencairan akan dihentikan sementara karena potensi arus sangat deras.
"Sehingga, kami tidak merekomendasikan untuk proses pencarian," katanya.
Komandan Tim Basarnas Kantor SAR Surabaya, Eko Apriyanto menambahkan, proses pencarian akan berlangsung selama tujuh hari ke depan.
"Tentu kami upayakan agar korban bisa ditemukan kurang dari 7 hari. Mudah-mudahan ini bisa segera ditemukan," kata Eko ditemui di tempat yang sama.
Proses pencarian masih fokus pada permukaan sungai dan belum menyiapkan opsi penyelaman.
Belum adanya kepastian soal titik utama korban, kondisi sungai yang cokelat keruh, hingga kekawatiran akan arus deras dasar sungai membuat petugas memfokuskan pada rescue permukaan air (water rescue).
Baca juga: Ayah Tak Percaya Hasil Tes DNA, Yakin Bayinya Tertukar di RS & Masih Hidup: Kayaknya Ada Manipulasi
Sementara itu, orang tua asuh korban, Wibi Harianto (50) mengatakan bahwa dirinya dan anggota keluarga lain turut mencari korban.
Selama ini, korban tinggal bersama dirinya di tempat kos, sementara orang tua kandung korban bekerja di Malaysia.
"Saya kerja di proyek perumahan, dijemput istri katanya MR hanyut ke selokan. Terus cari sama ini pakde sama pamannya," kata Wibi, Rabu (25/12/2024), dikutip dari Kompas.com.