Berita Surabaya

Respon Wali Kota Eri Cahyadi usai DPRD Surabaya Kompak Tolak SWL, 'Kita sudah Bersurat ke Pusat' 

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat dikonfirmasi di Surabaya beberapa waktu lalu

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Bobby Koloway

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengakui adanya potensi masalah dalam proyek reklamasi pesisir, Surabaya Waterfront Land (SWL).

Pihaknya pun menghormati sikap DPRD Surabaya yang menolak pelaksanaan SWL. 

"Terkait dengan reklamasi, memang harus dihitung kembali untuk dampaknya," kata Wali Kota Eri ketika dikonfirmasi di Surabaya, Selasa (7/1/2025).

Mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini menceritakan, sejak 2024 pihaknya telah bersurat ke pemerintah pusat. Melalui surat ini, Pemkot menjabarkan bahwa Proyek Strategis Nasional (PSN) tersebut ditengarai menimbulkan sejumlah dampak.

Terutama, potensi bersinggungan langsung dengan masyarakat pesisir dan dampak ekologis terhadap lingkungan mangrove. "Sebelum warga menolak, kami juga bersurat ke presiden (Presiden Joko Widodo)," katanya.

Baca juga: 15 Jam Tanpa Istirahat, Wali Kota Eri Cahyadi Keliling Pantau Banjir di Surabaya

"Kami sampaikan sejumlah dampak yang nantinya ditimbulkan dalam proyek tersebut. Warga juga menyampaikan kepada kami yang kemudian aspirasi tersebut kami lampirkan dalam surat Pemkot untuk selanjutnya kami sampaikan kepada pemerintah pusat," kata Cak Eri.

Sebagai bagian dari PSN, maka keputusan keberlanjutan proyek SWL menjadi kewenangan pemerintah pusat. Karenanya, Wali Kota Eri mengajak DPRD untuk ikut bersuara ke pemerintah pusat. 

"Kalau sekarang DPRD memiliki pandangan terbaik dan disepakati oleh DPRD maka bisa disampaikan ke Kementerian. Ini seperti halnya surat dari kami kepada pemerintah pusat," kata Politisi PDI P ini.

Dengan ikut bersurat, maka aspirasi dari Surabaya akan memperkuat pertimbangan pusat dalam mengambil keputusan. "Ketika dewan ikut menyampaikan, pasti akan menjadi pertimbangan," katanya. 

"Kalau misalnya proyek ini memang harus bisa berjalan, harus seperti apa. Sebab, setiap proyek memang ada positif - negatifnya. Nah, negatifnya ini sebisa mungkin dihilangkan," tandasnya.

Melalui surat sebelumnya, Wali Kota menyampaikan sejumlah dampak besar dari proyek reklamasi tersebut. Di antaranya, potensi upaya kesejahteraan nelayan (blue economies) yang terganggu hingga kerusakan hutan mangrove sebagai ekosistem alami pesisir (green economies) yang bisa saja hilang.

"Dalam surat kami sampaikan, ketika proyek ini dilakukan maka dampaknya akan seperti ini, seperti ini, seperti ini. Termasuk blue economies, green economies, termasuk kekawatiran para nelayan. Bagaimana nasib mereka ke depan?," katanya.

"Ketika akan dilakukan, maka dampak ini seperti apa mengantisipasinya. Surat yang kami sampaikan ini persis seperti apa yang disampaikan nelayan," katanya. 

Wali Kota Eri mengingatkan, kawasan pesisir juga menjadi andalan Surabaya untuk mengendalikan banjir rob di wilayah utara. Tanpa adanya dinding alami penahan ombak, maka banjir rob berpotensi masuk ke permukiman warga.

Halaman
12

Berita Terkini