"Makanya saya ambil jurusan arsitek. Di kampung saya, orang bangunan jarang. Pengin bangun daerah saya," pungkasnya.
Program MBG ini jelas memberikan manfaat besar bagi pelajar asal Papua.
MBG membantu mereka untuk mendapatkan asupan gizi yang lebih baik selama menuntut ilmu di Semarang.
Baca juga: Larang Warga Bikin Konten di Taman Literasi, Pria Oknum Pemuda Pancasila Minta Maaf: Harus Izin Dulu
Di sisi lain, sebuah SMA negeri di wilayah Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, justru minta para murid membayari gurunya makan siang gratis.
Hal itu lantas membuat orang tua siswa kecewa lantaran pihak sekolah tak sejalan dengan program pemerintahan di era Presiden Prabowo.
Sekolah yang diduga melakukan pungutan liar tersebut adalah SMAN 2 Cileungsi.
Seperti diketahui, program pemerintah pembagian makan bergizi gratis ke ratusan sekolah di Indonesia tengah jadi sorotan.
Di tengah gegap gempita para siswa menyambut makan siang gratis dari pemerintah, justru ada sekolah yang disebut melakukan pungutan liar.
Dalam kabar yang viral di media sosial, pihak SMAN 2 Cileungsi dituding meminta para siswa membayar Rp2.650.000 per tahun untuk kebutuhan sekolah.
Salah satu kebutuhan dari uang Rp2.650.000 tersebut adalah untuk makan siang gratis guru.
Atas permintaan sumbangan jutaan rupiah tersebut, ratusan orang tua murid tak terima.
Kabarnya sebanyak 387 orang tua murid melayangkan protes kepada pihak sekolah.
Salah satu orang tua murid, Marlon Sirait, tak terima dengan dugaan pungli tersebut.
Bahkan ia langsung mendatangi SMAN 2 Cileungsi.
Dalam tayangan di kanal YouTube SCTV, Marlon Sirait mengurai kekecewaannya setelah anaknya disuruh membayar sumbangan jutaan rupiah.