Keluarga ingin meminjam ambulans untuk mengantarkan jenazah ke TPU karena jarak dari rumah duka ke TPU sekitar 3 km.
Namun, Puskesmas mengabarkan ambulans sedang rusak.
"Rencananya kami mau pakai ambulans antar jenazah. Cuma pihak puskemas bilang ambulans tidak bisa dioperasikan karena rusak. Kerusakan sudah berlangsung dalam empat bulan terakhir," sebut Yasir.
Baca juga: Bantah Minta Mahar Rp250 Juta ke Pratu Andi Tambaru, Manja Mooy Tangisi Peti Jenazah, Saya Hamil
Setelah mendapat jawaban tersebut, dia dan keluarganya mencoba mencari alternatif lain.
Mereka mencoba meminta bantuan ke PLN meminjam kendaraan roda tiga untuk mengantarkan jenazah.
Namun, kendaraan merek kaisar itu katanya juga sedang rusak.
Pilihan satu-satunya adalah, jenazah dibawa dengan gerobak kayu dan ditarik dengan sepeda motor.
"Pada rusak semuanya. Jadi mau tak mau harus menggunakan gerobak milik saya sendiri ke tempat pemakaman umum. Kami sangat sedih dengan kondisi ini," kata Yasir.
Gerobak kayu ditarik pakai sepeda motor yang dikendarai oleh temannya, Rahmat.
Baca juga: Sedih Mbah Mail Penjual Singkong Keliling Uang Tabungan Rp 1 Juta Raib Digondol Penipu
Sedangkan Yasir duduk di atas gerobak sambil memayungi jenazah ayahnya.
Yasir berharap, pemerintah memberikan perhatian setelah kejadian ini.
"Harapan saya, ya mohon bantuanlah kepada pemerintah memberikan bantuan ambulans untuk desa. Supaya tidak ada lagi kejadian seperti ini," ucap Yasir.
"Kami sebenarnya juga butuh bantuan mesin robin, pak, untuk menyedot air di dalam kubur," imbuh Yasir.
Dia melanjutkan, setiap gali kubur pada musim hujan, kuburan selalu dipenuhi air.
Sehingga membuat proses pemakaman jenazah menjadi lama.