Laporan Wartawan Tribunjatim.com, Pramita Kusumaningrum
TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO - Satreskrim Polres Ponorogo mendalami kasus keracunan yang dialami warga Desa Bondrang Kecamatan Sawoo Kabupaten Ponorogo Jatim dan Pengasuh serta Santri Ponpes di Desa Belang Kecamatan Bungkal Kabupaten Ponorogo Jatim.
Terbaru kasus keracunan ini telah ditingkatkan statusnya.
“Sudah menjadi penyidikan,” ungkap Kasatreskrim Polres Ponorogo, AKP Rudy Hidajanto, Jumat (7/2/2025).
AKP Rudy menjelaskan bahwa hasil laboratorium dari sampel makanan yang diambil telah keluar.
Namun AKP Rudy belum mau mengungkapkannya secara blak-blakan.
Baca juga: 20 Tahun Resep Selalu Sama, Owner Katering di Ponorogo Heran Warga Keracunan Sate Gulainya, 1 Tewas
AKP Rudy beralasan perlu ahli untuk menerjemahkan hasil laboratorium tersebut.
“Labkesda harus didampingi provinsi untuk menerjemahkan. Dan ini belum,” katanya.
Menurutnya, bahwa tindakan kepolisian dalam kasus ini sudah ditingkatkan ke penyelidikan.
Baca juga: Pengakuan Pemilik Katering pada Polisi dalam Kasus Keracunan Massal di Ponorogo, Tak Merubah Apapun
Pun melakukan olah tkp ulang di dua lokasi keracunan.
“Yang diambil sampelnya bukan hanya gulai. Namun juga air kran, kecap, air putih, dan bahan dasar pembuatan sate dan gulai,” tegasnya.
Menurutnya, hasil untuk laboratorium terhadap sampel yang diambil memang telah keluar.
Baca juga: Kesaksian Anak Pekerja Ponpes di Belang Ponorogo yang Jadi Korban Keracunan hingga Dirawat di RSUA
“Hasilnya sudah keluar, tetapi diterjemahkan. Bahasanya kan bahasa yang tidak bisa sembarang orang bisa,” urainya.
Sebelumnya, Keracunan massal dialami oleh 46 warga Desa Bondrang Kecamatan Sawoo Kabupaten Ponorogo, Jatim.
Juga puluhan santri dan pengasuh pondok pesantren (Ponpes) di Desa Belang, Kecamatan Bungkal, Kabupaten Ponorogo Jatim juga mengalami keracunan.
Baca juga: Terkuak Keracunan Massal di Desa Bondrang dan Belang Ponorogo Ternyata dari Katering Makan yang Sama