"Ini khusus perempuan Pak," ucap seorang petugas berkerudung dengan lembut.
"Ya terus apa bedanya dengan bus laki-laki," kata sang kakek dengan nada tinggi.
Petugas TransJakarta tersebut lalu berusaha menjelaskan kalau bus pink memang untuk penumpang perempuan.
Bukannya turun dan meminta maaf, kakek tersebut malah makin meracau sampai menyinggung soal Pilkada.
"Pilkada aja kemarin, udah jelas-jelas udah salah, peraturan berlaku, Pilkada tahu enggak," kata sang kakek-kakek.
"Mohon maaf Pak, tidak ada hubungannya soal Pilkada," timpal petugas TransJakarta.
Kakek-kakek tersebut kemudian meminta petugas untuk bersikap sopan kepadanya.
"Ada kaitannya sama ini. Jadi sama yang tua harus sopan santun lemah lembut. Saya kan udah tua mudah emosi, ngerti," ujarnya, seperti melansir Tribun Jakarta.
Tetap sopan, petugas TransJakarta kembali berusaha membujuk kakek tersebut untuk turun.
Namun kakek-kakek tersebut malah menantang petugas TransJakarta untuk ke pengadilan.
Baca juga: Uang Santunan Rp50 Juta Raib, Sugeng Pilu Padahal Buat Tahlilan Istrinya yang Tewas Berburu LPG 3 Kg
"Tapi kalau bapak enggak turun. Ini busnya enggak jalan," terang petugas TransJakarta.
"Ya biarin sampai sore. Ke pengadilan ayo," jawab kakek-kakek tersebut.
"Saya mohon maaf pak," kata petugas TransJakarta lagi.
"Saya juga minta maaf. Kalau bersalah kantornya di pengadilan," timpal sang kakek.
Akun TikTok @im.nopnop mengatakan kakek tersebut tetap tak mau juga turun.
Akhirnya petugas TransJakarta terpaksa menggotong keluar kakek tersebut.
Perdebatan sendiri berlangsung selama tiga jam.
"Udah ada setengah jam untuk debat terus akhirnya digotong 3 orang, tapi aku sengaja enggak videoin kasian," tulis akun TikTok @im.nopnop.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com