"Memang mahasiswa yang menempuh pendidikan di kampus ini diwajibkan menulis Al-Qur'an. Tujuannya untuk mengingat apa yang sudah dihafalkan, atau setidaknya pernah menghafal," katanya.
Ia melanjutkan, apa yang sudah tertanam di kepala setiap mahasiswa, kemudian ditulis. Sehingga para mahasiswa diharapkan tidak hanya jadi penghafal saja, melainkan bisa menulisnya sesuai apa yang sudah dipelajari.
Baca juga: 5 Kultum Isra Miraj 2025, Singkat dan Penuh Makna, Lengkap dengan Kutipan Al Quran dan Terjemahannya
"Skema penulisannya ini dibagi dalam delapan semester. Semester pertama, mahasiswa menilai juz 1 dan juz 30. Lalu 28 juz lainnya dibagi rata. Mulai dari semester dua sampai semester tujuh. Masing-masing semester menulis empat juz," ungkapnya.
Ia melanjutkan, para mahasiswa juga diharuskan menulis ayat Al-Qur'an 30 juz ini menggunakan tangan kosong ke dalam lembaran kertas. Selain itu, guna menambah pemahaman terhadap Al-Qur'an, metode lain yang diterapkan adalah Metode Qurani.
"Di kami, selain di kampus, ada juga pondok pesantren. Dimana kami juga memberikan metode membaca dan memahami Al-Qur'an dengan mudah. Kami sebut sebagai Metode Qurani," bebernya.
Metode Qurani ini dirancang supaya para mahasiswa maupun santri bukan hanya sekedar membaca. Namun bisa lebih memahami isi kandungan Al-Qur'an dengan baik dan benar.
Tradisi menulis Al-Qur'an ini sudah dijalankan bertahun-tahun. Pihak kampus meyakini jika metode yang diajarkan akan bermanfaat dan ilmunya akan terus berguna.
"Kami ingin membekali para mahasiswa yang lulus dari kampus dan pesantren ini dengan sebuah kemampuan yang jarang akan ditemukan di kampus lain. Ketika mereka lulus, kami harap bisa disebarluaskan ke masyarakat," pungkasnya.