Berita Viral

H+2 Lebaran, ART Panggilan Gondol Rp 35 Juta Uang Majikan Lalu Kabur, Ambil 11 Lembar Dollar AS

Penulis: Ignatia
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ART MALING - Ilustrasi pecahan uang Dollar AS yang dipotret beberapa waktu lalu. Seorang ART di Jakarta menggondol uang majikannya padahal baru bekerja 2 hari saat lebaran.

Pencurian yang dilakukan oleh Solikha dan kawan-kawan juga tidak terlepas dari faktor psikologis.

Rasa cemas dan ketakutan akan terungkapnya kejahatan mereka, ditambah dengan ketidakpuasan terhadap hasil pencurian pertama, mendorong mereka untuk melanjutkan aksinya. 

Rasa takut ini akhirnya memunculkan ide untuk meminta bantuan kepada Sukarno untuk mencari seorang dukun santet yang bisa menghilangkan nyawa majikan secara ghaib.

Hal ini menunjukkan betapa dalamnya rasa terdesak dan kekhawatiran mereka akan masa depan setelah pencurian ini terjadi. 

Solikha yang awalnya mungkin merasa bisa mengendalikan situasi, akhirnya terjerat lebih jauh dalam keputusasaannya untuk menutupi kejahatan mereka.

Namun, yang lebih ironis adalah kenyataan bahwa dukun santet yang mereka percayakan untuk "menyelesaikan masalah" tersebut justru gagal.

Upaya mereka untuk mencari jalan keluar melalui jalur mistis bukan hanya tidak berhasil, tetapi malah menambah beban mereka.

Solikha, yang semakin terperangkap dalam rasa takut dan kebutuhan untuk membayar dukun, terus mencuri lebih banyak emas, yang pada akhirnya berujung pada penangkapan mereka.

Kasus ini juga memberikan gambaran yang cukup suram tentang potensi penyalahgunaan kepercayaan dalam hubungan majikan dan ART.

Baca juga: Maling Ponsel di Kosan Ketintang Surabaya Diikat Warga, Ternyata Buronan Curanmor Banyak TKP

ART GONDOL EMAS,- Sindikat pencuri emas saat dipaparkan dalam rilis di Polres Lumajang. Para tersangka memperdayai majikannya dengan ilmu hitam untuk mendapat barang miliaran rupiah guna memperkaya diri. (TribunJatim.com/Erwin Wicaksono)

Solikha, yang memiliki akses langsung ke properti majikannya, memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menggerogoti harta majikannya dalam diam.

Kepercayaan yang diberikan oleh majikan ternyata menjadi titik lemah yang dimanfaatkan oleh pelaku.

Selain itu, keterlibatan beberapa orang dalam kejahatan ini menunjukkan betapa mudahnya kejahatan dapat berkembang jika ada banyak pihak yang terlibat dan jika komunikasi antara pelaku berjalan dengan lancar.

Para pelaku saling berbagi informasi dan keuntungan dari hasil pencurian, yang semakin mempersulit penegakan hukum di awal. 

Meskipun ada pihak yang tampaknya "tidak terkait langsung" dengan pencurian, seperti Sukarno yang mencarikan dukun santet, mereka ternyata turut berperan dalam memperburuk keadaan.

Sukarno meminta bayaran cukup mahal kepada Solikha untuk mencarikan dukun santet itu.

Halaman
1234

Berita Terkini