Kondisi ini dinilai berkaitan dengan lambatnya proses peremajaan armada, yang dimungkinkan karena keterbatasan anggaran atau prioritas pengadaan.
Persoalan lain yang muncul adalah keberadaan lindi atau cairan limbah dari sampah yang masih banyak dijumpai di jalanan.
Hal ini mencerminkan belum optimalnya proses pemilahan sampah dari sumber.
Dalam sistem yang ideal, sampah organik dan anorganik seharusnya sudah terpisah sejak dari lingkungan permukiman.
Mila memperkirakan, dengan penerapan pemilahan sejak dari kawasan, jumlah sampah yang dibuang ke TPA dapat dikurangi hingga 15 persen.
Penguatan kelembagaan seperti bank sampah di tingkat kecamatan atau kelurahan dinilai dapat membantu mengurangi beban TPA.
Selain itu juga dapat mendorong partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah.
"Selain berdampak pada lingkungan, pengelolaan sampah yang baik juga memiliki nilai ekonomi bagi masyarakat," tambahnya.
Namun demikian Mila menegaskan, aspek kualitas dan kelayakan alat angkut juga perlu menjadi perhatian utama agar pengelolaan sampah berjalan lebih optimal.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com