Berita Viral

25 Tahun Arbami Lumpuh dan Tinggal di Gubuk Tua, Adik Pasrah karena Miskin: Ditinggal Mati Suaminya

Penulis: Ani Susanti
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BUTUH BANTUAN PEMERINTAH - Perwakilan Laziznu PC NU Sumenep, Jawa Timur mengunjungi dan melakukan terapi pada Ibu Arbami di gubuk kecil tempatnya tinggal. Diketahui, Arbumi sudah 25 tahun lumpuh dan juga sulit bicara. Adik sebut sang kakak ditinggal mati suaminya.

Sebab, suaminya hanya pekerja serabutan dan pendengarannya terganggu.

Dia juga harus menghidupi keempat anaknya, yang salah satunya masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).

Tidak mungkin bagi Mastuya untuk menyisihkan uang demi kesembuhan kakak satu-satunya yang tidak dikaruniai anak satu pun itu.

"Dia berak, kencing ya sering di situ (gubuk). Mau bagaimana lagi, kakak saya memang sudah tidak bisa berjalan," ucap dia.

Baca juga: TKW Hilang 19 Tahun, Ribut Uripah Ditemukan Tinggal di Gubuk Hutan Malaysia, Dulu Diajak Orang

Mastuya menyampaikan, dia dan kakaknya yang lumpuh selalu luput dari perhatian pemerintah.

Meski ekonominya tergolong sangat miskin, dia tidak pernah tersentuh oleh bantuan apa pun.

"Seingat saya, bantuan untuk kakak saya hanya saat korona (Covid-19). Saya dan kakak mendapat uang Rp 300.000. Sebelumnya dan setelah itu, setelah korona, tidak pernah dapat bantuan apa pun," ujar Mastuya.

Bertahun-tahun, Arbami hanya mendiami gubuk kecil yang mudah sekali diterjang terik matahari dan dingin hujan yang deras.

Arbami tidak mendapat bantuan, BLT, RTLH, atau BSPS.

Dari hasil penelusuran Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (Laziznu) Pengurus Cabang NU Sumenep, Arbami memang tidak pernah mendapat bantuan apa pun dari pemerintah.

"Memang mereka, Arbami dan Mastuya, tidak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah," ucap A Quraisyi, perwakilan Laziznu PC NU Sumenep kepada Kompas.com, Rabu (23/4/2025).

Melihat kondisi Arbami, menurut Quraisyi, seharusnya pemerintah bisa hadir secara langsung untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan kesehatannya.

Penyakit yang sedang diderita oleh Arbami membutuhkan penanganan medis yang selama ini tidak bisa dijangkau oleh Arbami.

"Kami sempat melakukan pengobatan ala tibbun nabawi kepada ibu Arbami, Alhamdulillah tubuhnya bisa merespons. Akan tetapi, butuh pendampingan dan latihan fisik secara rutin," ucap dia.

"Beliau, Bu Arbami, mengalami gangguan fisik dan psikis, kata adiknya sudah sekitar 25 tahun," kata dia.

Halaman
1234

Berita Terkini