Selain memberikan terapi, Laziznu PC NU Sumenep juga menyerahkan bantuan berupa sembako, 4 ekor ayam, dan uang tunai.
"Kami bersepakat dengan warga setempat untuk membantu mengomunikasikan dengan Pemdes, Dinsos, dan pendamping PKH," ujar dia.
Baca juga: Dicerai Suami, Nelangsa Nasib Hasrianti Tinggal di Gubuk Lapuk Tanpa Listrik, Anak Tak Sekolah
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi kaget saat temui 15 orang tinggali satu gubuk reyot di Babelan, Kota Bekasi.
Padahal gubuk itu sudah tak layak huni dan merupakan tanah negara.
Satu keluarga berisi 15 orang itu terdiri dari 5 kakak beradik beserta anak-anaknya.
Beberapa putus sekolah karena alasan ekonomi.
Ada salah satu anak berusia 19 tahun hanya mampu lulus SD.
Selain itu ada juga anak diperkirakan 8 tahunan tidak sekolah.
Adapun salah satu anak telah lulus SMK, namun masih mencari-cari pekerjaan.
Semua anggota keluarga dalam satu gubuk di Babelan tersebut hidup secara gotong royong.
Baca juga: Kisah Mbah Yem, Nenek di Pare Kediri Menolak Mengemis dan Belas Kasih, Meski Tinggal di Gubuk Reot
Dari 5 kakak beradik tersebut, hanya adik-adik perempuan yang sudah menikah.
Sementara 2 kakak pria tidak menikah, dan hanya 1 pria yang menikah.
Kelima kakak beradik itu bahu membahu bekerja demi bertahan hidup.
Mendapati kisah pilu tersebut, Dedi Mulyadi kaget.
Kisah pilu satu keluarga terdiri dari 15 orang tinggal di gubuk ini terungkap saat Dedi Mulyadi berkunjung pasca tragedi bekasi Banjir.