Kisah serupa dialami lansia asal Kelurahan Debong Tengah RT 05 RW 01, Kecamatan Tegal Selatan, Kota Tegal, Jawa Tengah, Kastijah, yang usianya sudah 82 tahun.
Meski menjadi calon jemaah haji 2025 yang sudah berusia sepuh, ia masih tampak sehat dengan badannya yang kurus.
Penglihatan dan pendengaran masih awas serta tak ada riwayat diabetes atau jantung.
Sehari-harinya, Kastijah merupakan pedagang ponggol.
Ponggol adalah nasi bungkus khas Tegal yang identik dengan lauk sambal goreng tempe dan mie.
Dia sehari-hari berjualan di depan rumahnya selepas subuh sampai pukul 08.00 WIB.
Sedangkan suaminya yang bekerja sebagai tukang becak sudah meninggal dunia sejak 2004.
"Kulo dodolan ponggol awit larene alit-alit," kata Kastijah saat melakukan vaksinasi polio dan meningitis di KBIH Mambaul Ulum Tegal, Jumat (18/4/2025).
Kastijah menjadi pedagang ponggol sejak 55 tahun lalu, saat rumahnya masih menggunakan dinding kayu.
Dia memiliki sebanyak 11 anak, 20 cucu, dan 10 cicit.
Keberangkatan hajinya di tahun ini merupakan hasil jerih payah keringatnya selama berjualan nasi ponggol.
Dia juga melarang anaknya untuk membantu.
Setelah tanggung jawab kepada anak bungsunya selesai, Kastijah fokus menabung untuk berangkat haji.
"Kulo damelaken anak bontot, Ya Allah muga-muga kulo bisa daftar haji. Angen-angene kulo piambak," ungkapnya.
Baca juga: Penjelasan Kepsek Akhirnya Batalkan Study Tour ke Bali, Biaya Cuma Rp3,6 Juta, Kini Kembalikan Iuran
Kastijah bercerita, dia lalu mendaftar haji di tahun 2012.