TRIBUNJATIM.COM - Langkah sepasang suami istri penjual es dung menuju Baitullah bukan dilalui dengan kemewahan.
Tetapi ditempa dari ketekunan, kesabaran, dan perjuangan panjang menjajakan es dung.
Minuman dingin khas ini kerap dijajakan keliling menggunakan gerobak.
Baca juga: Kisah Kastijah Naik Haji di Usia 82 Tahun, Hasil Nabung Rp25.000 dari Jualan Ponggol selama 5 Dekade
Siapa sangka, berkat es dung yang sederhana, mereka bisa berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji.
Di tahun 2025 ini, impian yang mereka simpan rapi dalam hati selama belasan tahun akhirnya menjadi kenyataan.
Pasutri ini tinggal di sebuah sudut Desa Kaliwenang, Kecamatan Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.
Senyum bahagia tak bisa disembunyikan dari wajah pasangan suami istri Sukahar (62) dan Ngatminatun (59).
"Senang sekali bisa naik haji tahun ini," ucap Sukahar penuh haru saat ditemui Tribun Jateng di rumahnya, Jumat (25/4/2025).
Kisah ini bukan sekadar soal keberangkatan ke Tanah Suci, melainkan tentang keyakinan bahwa mimpi bisa terwujud meski dengan cara yang sederhana.
Sukahar dan Ngatminatun mulai menabung dari hasil jualan es dung sejak tahun 2010.
Setiap hari, Sukahar menyisihkan keuntungan dari jualannya, antara Rp40 ribu hingga Rp60 ribu.
Dua tahun kemudian, mereka resmi mendaftar haji.
"Tahun 2010 saya mengumpulkan uang sedikit demi sedikit setelah itu tahun 2012 saya bisa mendaftar haji," ujar Sukahar.
"Saya setiap pulang dari jualan menabung Rp40 ribu, kadang Rp60 ribu. Sisanya untuk belanja dan modal jualan es dung," kenang beliau.
Namun perjalanan Sukahar dengan es dung dimulai jauh sebelum itu.