"Biayanya besar, dan antrenya juga lama. Tapi saya tetap berusaha," ujarnya.
Keinginannya yang kuat untuk menunaikan rukun Islam kelima itu pun akhirnya mendapat jalan.
Pada tahun 2023 lalu, sepetak tanah warisan seluas 15 ru miliknya yang berada di samping rumah dibeli seseorang untuk didirikan tempat kursus bahasa.
Tanpa ragu, tanah tersebut dijual untuk melunasi biaya keberangkatan haji dirinya dan sang istri.
"Namanya juga sudah kepingin sekali. Saya dan istri akhirnya sepakat menjual tanah itu."
"Alhamdulillah, cukup untuk dua orang," kenangnya.
Meski harus merelakan warisan keluarga, Istadi mengaku tak menyesal.
Ia justru bersyukur diberi kesempatan untuk menunaikan ibadah haji di usia senja.
"Kalau sudah punya niat kuat, insyaallah ada jalannya. Semoga diberi kelancaran dan bisa pulang selamat ke Kediri," kata Istiadi.