Menurut Bagoes, para pelaku sudah menjalankan aksinya selama kurun waktu tiga bulan.
Selama kurun waktu tersebut, keuntungan yang berhasil diperoleh mereka mencapai sekitar Rp87,9 juta.
Uang hasil kejahatan mereka cuma dipakai untuk berfoya-foya dan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Maklum, lanjut Bagoes, para pelaku diketahui tidak memiliki pekerjaan tetap alias serabutan.
Sehingga, praktik manipulasi deep fake yang dilakukan oleh mereka sengaja dimaksudkan untuk mencari keuntungan pribadi.
"Sisa uang yang sudah dipakai sekitar Rp43,7 juta. Mereka belajar autodidak, lewat YouTube kayak tutorial begitu," katanya.
Lalu, mengenai jumlah korbannya, lanjut Bagoes, tercatat sekitar 100 orang korban terpedaya dengan modus kejahatan tersebut.
Para korban tersebar di wilayah Provinsi Jatim, Jateng, Jabar, dan Maluku Utara.
"Korban tersebar di Jatim, Jabar, Jateng dan Maluku Utara, jumlah sekitar 100 orang. Yang sudah diperiksa sekitar 17 orang. Mereka sudah jalankan aksi 3 bulan. Mereka menggunakan sosok publik figur," pungkasnya.