Kriteria pertama adalah siswa-siswa yang sering melakukan tawuran.
Kedua, siswa yang sering mabuk-mabukan.
Ketiga, siswa yang sering bermain game 'Mobile Legends'.
Keempat, siswa yang terus menerus bolos sekolah, padahal sudah berpamitan kepada orang tua untuk ke sekolah.
Hal tersebut diungkap Dedi di di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (29/4/2025).
Dedi menegaskan, siswa-siswa nakal yang sering melakukan pengancaman hingga melawan orang tua juga akan dimasukkan ke barak militer.
Termasuk juga siswa-siswa yang sering membuat keributan di sekolah.
"Tukang tawuran, tukang mabuk, tukang main Mobile Legends."
"Anak-anak yang bolos terus, dari rumah berangkat ke sekolah, tapi nggak sampai sekolah," kata Dedi Mulyadi, dilansir WartaKotalive.com, Selasa (29/4/2025).
Diketahui, rencana Dedi Mulyadi untuk melakukan pembinaan siswa di barak militer ini muncul setelah ia mengusulkan agar siswa yang berulang-kali melakukan pelanggaran berat dapat digembleng dalam lingkungan militer.
Hal itu dilakukan untuk menanamkan rasa disiplin dan tanggung-jawab pada anak-anak yang dikenal bandel ini.
Menurut Dedi, program pendidikan militer ini akan dijalankan bertahap di daerah rawan sebelum diperluas ke seluruh kabupaten/kota.
"Tidak harus langsung di 27 kabupaten/kota, mulai dari daerah yang siap dan dianggap rawan terlebih dulu, lalu bertahap," ujar Dedi.
Nantinya setiap siswa yang masuk kriteria nakal atau bandel ini akan mengikuti program pembinaan di barak militer selama enam bulan.
TNI juga telah menyiapkan 30 hingga 40 barak khusus untuk para siswa tersebut.