Tak hanya itu, Dinkes juga mengaktifkan kembali kelompok kerja operasional (Pokjanal) DBD serta mendorong program Gerakan 1 Rumah 1 Juru Pemantau Jentik (G1RIJ) di setiap wilayah.
Tren kasus DBD di Kota Malang menunjukkan pola fluktuatif.
Tahun 2023 tercatat 462 kasus dengan empat kematian, meningkat pada tahun 2024 menjadi 777 kasus.
Sedangkan tahun ini, dalam empat bulan pertama saja sudah mendekati 400 kasus.
Meski begitu, Husnul menekankan, investigasi masih berjalan terkait penyebab pasti kematian tiga pasien DBD tahun ini.
"Kami perlu memastikan apakah murni akibat DBD atau ada penyakit penyerta," ujarnya.
Dinkes juga terus mengimbau masyarakat untuk mengenali gejala DBD sejak dini dan menjaga lingkungan tetap bersih agar nyamuk aedes aegypti tak berkembang biak.
Langkah 3M Plus, seperti menguras, menutup, dan mendaur ulang barang bekas, tetap menjadi kunci utama pencegahan.