Berita Viral

Guru SD Bergelantungan di Tali Jembatan Demi Mengajar, Kepsek Minta Pemda Perbaiki Tapi Tak Digubris

Penulis: Alga
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

GURU SD GELANTUNGAN DI JEMBATAN - Tangkapan layar unggahan akun Instagram @jambisharing, Minggu (11/5/2025). Tampak guru SD bergelantungan di tali jembatan karena kayu bolong demi mengajar di sekolah.

TRIBUNJATIM.COM - Kondisi jembatan gantung yang rusak viral di media sosial.

Padahal jembatan gantung ini merupakan satu-satunya akses para guru dan siswa menuju sekolah.

Alhasil, mereka terpaksa memacu adrenalin saat melewati jembatan gantung yang sudah rusak dan bolong ini.

Tangkapan layar video guru SD menyeberangi sungai lewat jembatan rusak. Bahkan guru terpaksa jalan lewat tali jembatan, Senin (12/5/2025). (Instagram/jambisharing)

Kondisi jembatan gantung di Desa Simpang Limbur, Kabupaten Merangin, Jambi, tersebut memang jauh dari kata layak.

Sejumlah papan lantai telah hilang, menyisakan rangka logam dan tali pengaman yang tampak rapuh.

Jembatan penghubung antara Desa Limbur Merangin dan Desa Simpang Limbur ini mengalami kerusakan.

Dalam foto, salah satu guru tampak nekat berjalan di atas rangka besi sempit sambil berpegangan erat pada tali jembatan.

Guru lain terlihat menunggu giliran dengan ekspresi cemas.

Bagaimana tidak, terlihat berlubang besar dengan lantai yang hilang di beberapa bagian.

Para guru terpaksa berjalan di atas rangka besi sempit sambil berpegangan pada tali pengaman seadanya.

Mereka mempertaruhkan keselamatan demi bisa sampai ke sekolah tempat mereka mengajar.

Puluhan siswa SDN 117 juga terisolir karena kondisi tersebut.

Video ini diunggah oleh warga melalui akun media sosial dan langsung menyebar luas. 

Satu di antara akun yang membagikan momen menegangkan ini yakni akun Instagram @jambisharing, dikutip dari Tribun Jambi, Senin (12/5/2025).

Baca juga: Ragil Dimintai Rp35 Juta saat Resign, 7 Tahun Ijazahnya Ditahan Perusahaan, Cuma Digaji Rp1 Juta

"Potret perjuangan para guru di pedalaman kembali menjadi sorotan publik. Sebuah video yang diunggah oleh akun TikTok rinidiansukma memperlihatkan kondisi memprihatinkan yang dialami para guru SD di Desa Simpang Limbur, Kabupaten Merangin, Jambi.

Dalam video tersebut, tampak para guru harus menyeberangi jembatan gantung yang sudah bolong dan nyaris putus. Jembatan itu adalah satu-satunya akses yang menghubungkan desa mereka ke sekolah tempat mereka mengajar. Sayangnya, jembatan tersebut sedang dalam perbaikan, membuat jalur alternatif tidak tersedia dan memaksa para guru tetap menggunakannya meski dalam kondisi membahayakan."

Banyak netizen membagikan ulang unggahan tersebut dan menyampaikan rasa salut atas perjuangan para guru.

Sekaligus kemarahan terhadap pemerintah yang dianggap lalai dalam menyediakan infrastruktur dasar di wilayah pelosok.

"Guru-guru ini adalah pahlawan sesungguhnya. Tapi mereka tidak seharusnya mempertaruhkan nyawa hanya untuk mengajar," tulis seorang pengguna media sosial.

Tak sedikit pula netizen yang menandai akun resmi pemerintah daerah dan kementerian terkait hingga Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, agar segera turun tangan.

Situasi ini menggambarkan kenyataan pahit yang masih dialami oleh banyak daerah di Indonesia, terutama di kawasan terpencil yang jauh dari pusat pemerintahan.

Infrastruktur yang minim menjadi penghambat utama kemajuan pendidikan, meskipun semangat para pengajar dan siswa tidak pernah surut.

Netizen berharap, viralnya video ini bisa mengetuk hati para pemangku kebijakan agar segera mengambil tindakan konkret.

Tidak hanya perbaikan jembatan, tetapi juga pembenahan menyeluruh terhadap akses pendidikan di desa-desa tertinggal.

Melansir Kompas.com, jembatan yang melintasi Sungai Batang Merangin ini dibangun sekitar 20 tahun lalu dengan konstruksi kayu, sebelum diperbaharui menggunakan konstruksi besi.

Kepala SDN 117, Abdullah Hadi, mengungkapkan bahwa ini adalah pertama kalinya jembatan mengalami kerusakan parah sejak dibangun.

"Dulu ya rusak-rusak sedikit, langsung diperbaiki," ujarnya.

Pada 6 Mei 2025, tali sling penopang utama jembatan putus, menyebabkan jembatan miring dan pelat lintasan jembatan mulai keropos.

Abdullah mengaku telah berulang kali meminta perhatian dari pemerintah daerah untuk pembangunan jembatan permanen.

Pasalnya jembatan menjadi akses penting tidak hanya bagi pelajar, tetapi juga bagi akses menuju beberapa kecamatan dan kabupaten lain, termasuk Kabupaten Tebo.

"Sudah dari dulu saya minta dibangun permanen, tapi sampai sekarang tidak pernah dieksekusi," tuturnya.

Dia berharap pemerintah memberikan perhatian lebih terhadap kondisi ini.

Karena tidak ada tindak lanjut yang jelas dari permintaan sebelumnya.

Hingga berita ini diturunkan, Kompas.com masih berupaya mengonfirmasi pihak Dinas PUPR Kabupaten Merangin, namun belum mendapatkan respons.

Baca juga: Sebulan Dapat Rp22 Juta, Bapak & Anak Tarik Pungli ke Pedagang Pasar, Setiap Kios Dimintai Rp7.500

Sementara itu, Gubernur Jambi, Al Haris, menyatakan dukungannya untuk pembangunan jembatan gantung secara permanen yang menghubungkan Desa Limbur Merangin dan Desa Simpang Limbur, Kabupaten Merangin.

Dukungan ini disampaikan sebagai respons terhadap permintaan warga setempat, termasuk Abdullah Hadi, Kepala SDN 177, Desa Simpang Limbur, Kecamatan Pamenang Barat.

Jembatan yang menjadi satu-satunya akses penghubung antara kedua desa tersebut mengalami kerusakan parah, sehingga mengganggu aktivitas belajar mengajar di sekolah.

Al Haris menjelaskan, jembatan tersebut merupakan kewenangan Pemerintah Kabupaten Merangin.

Namun, ia menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi Jambi siap membantu jika diperlukan.

"Itu jembatan desa jadi kewenangan Kabupaten Merangin, namun manakala Pemkab Merangin tidak ada dana kami juga siap," ungkap Haris saat dihubungi melalui pesan WhatsApp, Rabu (14/5/2025).

Gubernur juga meminta agar Pemkab Merangin segera mengajukan permohonan resmi jika memerlukan dana untuk pembangunan.

"Mohon surat dari Bupati Merangin, tapi biasanya daerah punya dana BTT yang bisa digunakan mendesak, karena bencana yang menyangkut kepentingan publik boleh digunakan," tambahnya.

Sementara itu, perbaikan jembatan saat ini telah dilakukan dengan dana yang bersumber dari Dana Desa yang dikelola oleh kepala desa.

Namun, dana tersebut hanya mencakup perbaikan sementara, bukan pembangunan permanen.

Haris menegaskan kesiapan Pemerintah Provinsi Jambi untuk mengambil alih pembangunan jembatan jika Pemkab Merangin tidak mampu.

"Iya kalau mereka tidak siap kami siap kok," tegasnya.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkini