"Endi lemete, Le? Kowe ngerti ora, ana lemet ora neng kene? (mana lemetnya Nak? Kamu tahu tidak ada lemet di sini?)," tanya Mbah Sumbuk kepada Warijan, sembari melihat sekelilingnya.
Mbah Sumbuk lalu mengatakan kalau bikin lemet itu gampang, yang penting matang pasti lemetnya enak.
Lemet adalah penganan khas Jawa yang terbuat dari singkong dan gula merah.
Mbah Sumbuk ternyata ingin sekali makan lemet.
Karena dari informasi Sukmi (56), anak Mbah Sumbuk, ibunya itu saat di dalam pesawat sempat tidak mau makan.
Inilah yang membuat kondisinya sempat drop dan harus mendapat pengawasan dari tim kesehatan.
Mbah Sumbuk sempat mengatakan dirinya tak bisa berjalan walau sudah sampai di Makkah.
Warijan kemudian meyakinkan Mbah Sumbuk bahwa yang penting dia dalam kondisi sehat.
Tak hanya itu, Mbah Sumbuk juga menanyakan apakah ada beras di Tanah Suci karena dia tak bisa membelinya.
Warijan kemudian menjelaskan bahwa Mbah Sumbuk tak perlu repot harus mencari makan karena di selama menjalankan haji, semuanya disiapkan termasuk urusan makanan.
Mbah Sumbuk juga mengatakan kalau dia tidak makan daging kambing dan ayam broiler.
Mbah Sumbuk kemudian menggenggam tangan Warijan.
"Yo wis, melok nyong wae yo nang Makkah. Bareng-bareng wae, Le, (Ya udah ikut saya saja di Makkah, bareng-bareng aja ya nak," pintanya.
Warijan pun kemudian menjawab: Duh, Mbah… kula tugase namung neng bandara. Wis, tenang, Mbah.
Mengko nang Makkah akeh kancane. Ana wong Kebumen. Mbah bakal keprungu karo sedulur-sedulur (wah mbah saya tugasnya di bandara mbah.