Tenang mbah, nanti di Makkah banyak temannya. Saya orang Kebumen, mbah bakal ketemu dengan saudara-saudara," kata Warijan menenangkan Mbah Sumbuk. Mbah Sumbuk pun akhirnya tenang.
Cuaca di Jeddah yang lumayan panas membuat Mbah Sumbuk kehausan.
Seorang petugas haji pun langsung memberikan air mineral untuk Mbah Sumbuk.
Saat berbincang dengan Warijan, Mbah Sumbuk sempat menyebut bawah usianya 150 tahun.
"Kulo satus seket (usia saya 150 tahun)," ucap Mbah Sumbuk.
Dia lalu menanyakan usia Warijan yang ditebaknya berusia 70 tahun. Padahal menurut Warijan usianya baru 40 tahunan.
Kisah perjalanan Mbah Sumbuk
Usai berbicara dengan Tim MCH, Mbah Sumbuk kemudian dibawa menuju bus yang akan mengantarkannya menuju Makkah.
Dalam perjalanannya menuju Makkah, Mbah Sumbuk disiapkan bus khusus yang dilengkapi lift hidrolik.
Kursi roda Mbah Sumbuk langsung diangkat ke dalam bus tanpa perlu dipindahkan.
Ini untuk memastikan kenyamanan dan keselamatannya.
Semuanya dilakukan dengan penuh kehormatan.
Mbah Sumbuk bagaikan tamu khusus yang sangat dihormati.
Keberangkatan Nenek Sumbuk sekaligus menandai dimulainya fase pemberangkatan jemaah haji Indonesia gelombang kedua ke Tanah Suci dari Embarkasi Jakarta – Bekasi.
Data yang dihimpun dari Siskohat, Mbah Sumbuk lahir di Kota Kebumen pada tahun 1916.