Dalih Warga Pamekasan Madura Jadi Kurir Sabu Jaringan Internasional, Kepepet untuk Pengobatan Ibu

Penulis: Kuswanto Ferdian
Editor: Samsul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

DIAMANKAN - RS (pakai kopyah puti) saat berbincang santai dengan sesama tahanan tersangka penyalahgunaan narkoba saat dihadirkan sewaktu konferensi pers pemusnahan barang bukti narkoba oleh BNN RI di Pendopo Ronggosukowati, Kabupaten Pamekasan, Madura, Rabu (4/6/2025) kemarin.

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Kuswanto Ferdian

TRIBUNJATIM.COM, PAMEKASAN - RS (52) warga Dusun Cok Gunung Barat, Desa Waru Barat, Kecamatan Waru, Kabupaten Pamekasan, Madura bernasib tak mujur.

Ini dirasakannya setelah tertangkap petugas Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Timur saat membawa sekitar 7 Kg sabu-sabu dari Malaysia.

Bapak dua anak ini tertangkap di pintu exit Tol Warugunung pada Sabtu, 10 Mei 2025 sekira pukul 05.00 WIB.

Pagi itu, RS menumpang kendaraan umum Isuzu Elf berplat nomor DK-7214-AB.

Keberadaannya yang membawa paket 7 Kg sabu-sabu itu terendus petugas BNNP Jawa Timur.

Baca juga: Polisi Banyuwangi Ciduk 2 Pelaku Narkoba di Rumah, Sita 2 Kg Sabu-Sabu, Diduga Jaringan Ibu Kota

Sabu-sabu sebanyak itu disamarkan dengan bungkus kardus bekas air mineral Aqua yang ditutupi plastik hitam.

Di dalam kardus itu, petugas BNNP Jatim menemukan 7 paket terbungkus lakban warna coklat yang berisi sabu-sabu.

Masing-masing paket itu berisikan serbuk kristal warna putih yang diduga Narkotika jenis sabu dengan berat total sekitar 6.939.220 Kg.

Baca juga: PJR Polda Jatim dan BNNP Tangkap Kurir Sabu 7 Kg di Tol Surabaya-Mojokerto, Hendak Dikirim ke Madura

Saat diinterogasi petugas BNNP Jatim, RS mengaku bahwa sabu-sabu tersebut akan diantar kepada pria berinisial KR (DPO) di daerah Pasar Karang Penang, Kabupaten Sampang, Madura.

RS mengaku pertama kali nekat mengirim dan menjadi kurir sabu-sabu tersebut.

Bahkan belum menikmati manisnya upeti, dia harus merasakan ditahan dalam jeruji besi.

Baca juga: Polisi Buru Pemasok Sabu ke Kades Pulau Bawean Gresik, Barang Didapat dari Jaringan Madura

"Sabu-sabu itu saya bawa dari Malaysia, punya orang. Ada dua orang awalnya yang bawa sabu-sabu dari Malaysia, cuma teman saya dari Sumatera lolos dan sudah balik ke Malaysia," cerita RS saat diwawancarai di Pendopo Ronggosukowati seusai pemusnahan barang bukti narkoba oleh BNN RI, Rabu (4/6/2025) kemarin.
 
Dengan suara sesenggukan, RS mengaku terpaksa menjadi kurir sabu-sabu tersebut.

Alasannya karena terpepet untuk memenuhi kebutuhan biaya pengobatan ibunya yang sakit kencing manis selama satu setengah tahun.

Akibat penyakit kencing manis ini, kaki Ibunya harus diamputasi dan tidak bisa bekerja lagi.

"Hanya terbaring tidur saja Ibu saya, tidak bisa bangun," kata RS.

Menurut RS, setiap pekan Ibunya harus kontrol pemeriksaan kesehatan, sehingga dirinya harus mencari uang untuk memenuhi kebutuhan kesehatan Ibunya tersebut.

Sementara ayah RS juga tidak bisa bekerja karena punya riwayat penyakit asma.

Sekali berobat, RS harus menyediakan uang sekitar Rp 500 ribu dalam setiap minggu.

"Saya mau jadi kurir sabu-sabu itu untuk membiayai pengobatan ibu saya dan dua anak saya," ungkapnya penuh kesedihan.

Oleh bandarnya, RS dijanjikan akan diberi upeti Rp 175 juta jika sabu-sabu itu sampai ke tangan pembelinya.

Namun apes, belum sampai diterima pembelinya, dia tertangkap oleh petugas BNNP Jatim di pintu exit Tol Warugunung.

"Dibilang menyesal ya tidak, karena saya melakukan ini untuk pengobatan ibu saya," tegasnya.

RS mengaku kenal dengan jaringan bandar narkoba internasional ini karena pengalamannya yang lama bekerja di Malaysia selama 22 tahun.

Sebelum memutuskan menjadi kurir sabu-sabu, RS bekerja sebagai kuli bangunan di Malaysia.

"Saya hanya punya paspor saja dan berangkat ilegal ke Malaysia melalui tekong," ujar RS.

RS mengaku sempat pulang sewaktu Lebaran 2025 kemarin untuk menengok kondisi ibunya.

Setelah itu, dia kembali lagi ke Malaysia.

Bahkan saat ini Ibunya tidak mengetahui kalau RS ditangkap petugas BNNP Jatim karena menjadi kurir sabu-sabu jaringan internasional.

"Saya dibilang masih di Malaysia takut ibu saya kena serangan jantung. Belum sempat kirim uang ke Ibu untuk pengobatan sakit kencing manisnya," tutupnya dengan wajah tertunduk.

Berita Terkini