TRIBUNJATIM.COM - Tengah viral di media sosial penemuan ayam berulat di makanan siap saji salah satu minimarket di Unaaha, Sulawesi Tenggara.
Dalam narasi video viral tersebut, konsumen mengatakan ayam goreng tersebut penuh dengan belatung yang masih hidup, sembari menunjukkan struk belanja dari minimarket tersebut.
Menanggapi hal ini, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara akhirnya menindaklanjuti laporan kasus tersebut.
Kepala Disperindag Konawe, Kusnawati Malaka didampingi Kabid Perdagangan, Samsul bersama Kapala Dinkes dr Agus Lahida melakukan inspeksi mendadak (sidak) di minimarket tersebut pada Selasa (10/6/2025) pagi.
Kusnawati mengatakan, pihaknya mengawasi dan memerika bahan-bahan mentah dari produk yang masih layak ataupun tidak untuk dipasarkan.
Termasuk akan memeriksa ayam goreng tepung yang dijual minimarket tersebut di laboratorium Dinas Kesehatan.
Baca juga: Kasus Ayam Goreng Widuran Pakai Minyak Babi Dihentikan, Polisi Sebut Tak Masuk Pidana: Ada Celah
“Kami dari Disperindag telah melakukan langkah verifikasi di lapangan, secara teknis akan bekerja sama dengan Dinkes untuk dilakukan pemeriksaan lab,” ucap Kusnawati dalam wawancara dengan awak media saat sidak, dikutip dari Tribun Sultra.
Sementara itu, Kabid Perdagangan, Samsul mengatakan, usai melakukan sidak, Disperindag Konawe menyarankan untuk menarik produk siap saji yang dimaksud, sebelum ada hasil dari pemeriksaan lap Dinkes.
“Baru satu jam yang lalu, kami menerima laporan dari warga terkait makanan yang berbahaya itu, Disperindag langsung membuat tim untuk ke lapangan,” ucap Samsul.
“Setelah kami ke lapangan kami melihat langsung, dan untuk sementara kami sarankan kepada pihak Indomaret untuk menarik produk itu sebelum ada hasil dari pemeriksaan lap Dinkes” ujarnya menambahkan.
Lebih lanjut, Samsul mengungkap terkait sanksi yang diberikan yakni berbentuk teguran dalam hal ini pembinaan.
Kepala Dinas Kesehatan Konawe, dr Agus Lahida, menyatakan pihaknya tidak akan menunda penanganan kasus ini.
"Jadi begitu kami terima laporan, tim kami di sumber daya kesehatan, juga di farmasi kita punya tim, hari ini ada datang, langsung turun. Sama-sama dengan Perindag," ungkap dr Agus Lahida.
Pihak Dinkes menegaskan komitmennya untuk berlaku netral dalam pemeriksaan ini.
"Untuk memastikan kejadian dan laporan masyarakat ini, kita tidaklanjuti. Tentunya kami berdiri pada pihak di tengah. Untuk memastikan apa yang terjadi sebenarnya, benar-benar terjadi di sumber dari sini," tambahnya.
Sementara itu kasus lainnya, kasus atlet binaraga asal Kabupaten Malang, Jawa Timur, yang makan ayam tiren (mati kemarin), tengah jadi sorotan.
Rupanya, para binaragawan ini terpaksa mengkonsumsi ayam tiren karena kekurangan dana.
Padahal para atlet ini harus bertanding di Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur IX.
Sebelumnya, viral beredar video yang memperlihatkan atlet binaraga makan ayam tiren.
Dalam video yang beredar di media sosial, tampak dua pria yang diduga atlet binaraga.
Salah satu pria dengan badan kekar memegang ayam yang sudah mati.
"Ayam tiren," ucap pria tersebut menunjukkan ayam mati ke kamera.
Setelah itu, ia dan rekannya membersihkan bagian dalam ayam dan memotongnya.
Baca juga: MUI Sebut Kasus Ayam Goreng Widuran Bisa Rusak Reputasi Solo, Pemilik Tak Jujur soal Menu Jualan
Dilansir dari Warta Kota, dua atlet dalam video disebut merupakan binaragawan di Kabupaten Malang.
Para atlet ini disiapkan untuk mengikuti Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur IX 2025 yang akan digelar pada 29 Juni 2025.
Sebanyak 12 atlet akan ikut dan merupakan binaragawan berprestasi yang sudah dua kali meraih gelar juara umum.
Saat dikonfirmasi, pelatih Indra Khusnul membenarkan jika orang dalam video adalah atletnya.
"Iya, Mas, memang begitu," tutur Indra, kepada Surya Malang, Minggu (4/5/2025).
"Gimana lagi, wong selama ini belum ada bantuan anggaran. Kami cuma dijanji-janjikan saja oleh Dispora," tambahnya.
Indra menambahkan jika setiap atlet membutuhkan biaya sekitar Rp6,5 juta per bulan.
Baca juga: Nasib Resto Ayam Goreng Widuran Pakai Bahan Non Halal, Wali Kota Solo Kecewa Kini Serius Tangani
Biaya ini digunakan untuk makan Rp100 ribu per hari, suplemen Rp3 juta per orang per bulan, dan multivitamin Rp2 juta per orang setiap 10 minggu.
"Namun, selama ini sebisanya sendiri, karena belum ada bantuan. Padahal, atlet kami itu masih pelajar semua, mulai SMP, SMA dan kuliah," tuturnya.
Para atlet ini pun terpaksa membeli ayam tiren di peternakan.
Rata-rata mereka membeli sebanyak tiga karung ayam tiren dan dimasak sendiri.
Mereka memilih dahulu ayam yang belum berbau, lalu diambil bagian dada untuk direbus.
"Mereka beli sendiri, dengan mencari ke lokasi peternakan ayam, lalu dimasak sendiri."
"Itu karena mereka saking semangatnya, agar bisa juara, demi nama baik tanah kelahirannya (Kabupaten Malang)," kata Indra.