“Sangat menakutkan... Saya tidak bisa tidur lagi,” ujar Vered Saar (54), warga Tel Aviv.
Ia terbangun oleh sirene darurat dan langsung menghubungi anak-anaknya.
“Saya lebih khawatir tentang ketidakpastian—kemungkinan banyak orang terluka, kekacauan,” ujarnya kepada AFP.
Vered juga menyebut dampak ekonomi yang ditimbulkan.
“Anda tidak bisa bekerja, Anda tidak bisa melakukan apa pun,” kata dia.
Israel menghantam sekitar 100 target di Iran dalam operasi militer paling agresifnya sejauh ini.
Fasilitas nuklir dan pusat komando militer termasuk di antaranya.
Beberapa tokoh senior Iran, seperti kepala angkatan bersenjata dan ilmuwan nuklir, dilaporkan tewas.
Iran merespons dengan meluncurkan sekitar 100 drone ke Israel.
Namun, seluruhnya berhasil dicegat sebelum mencapai wilayah Israel.
Negara tetangga, Yordania, juga melaporkan telah mencegat sejumlah drone dan rudal yang melanggar wilayah udaranya.
Baca juga: Tangis Pria Palestina 20 Tahun Jadi Tahanan Israel, Tinggalkan Istri Hamil, Kini Anak Sudah Dewasa
Suasana sunyi di Israel
Jumat (13/6/2025) pagi, kota-kota besar Israel tampak lengang.
Toko-toko tutup dan jalanan sepi.
Meski Komando Front Dalam Negeri Israel telah mencabut imbauan berlindung pada sore harinya, banyak warga masih dilanda kecemasan.