TRIBUNJATIM.COM - Orang tua seorang siswa berinisial SM curiga anaknya tidak naik kelas diduga akibat faktor dendam pribadi guru, bukan secara penilaian akademik.
Diketahui, sang anak yang berinisial SN, bersekolah di SDN Lontar 3, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Banten.
Anaknya merupakan kelulusan dari RA Bustanul Wildan Banten.
Saat pembagian rapor, kata SM, anaknya yang kini bersekolah di SDN Lontar 3, dinyatakan tidak naik kelas.
Padahal, menurut SM, kehadiran anaknya tergolong baik dan aktif di kelas.
Keluarga pun menduga ada faktor emosional dari guru maupun internal sekolah yang ikut memengaruhi hasil akhir.
"Kita kaget, kok SN enggak naik? Apalagi tanpa peringatan dan surat resmi," ujar SM kepada Tribun Banten, Sabtu (28/6/2025).
"Kalau ada aturan, ya bilang dari awal. Bahwa sesuatu kenaikan kelas itu bukan kan hal sepele, tak seharusnya sampai pengaruhi," tambah SM.
SM bilang, anaknya juga dalam absensi kelasnya tidak pernah ketinggalan, atau selalu masuk kelas dalam proses belajar.
Akibat sang anak tidak naik kelas, kata SM, dirinya merasa tidak mendapat keadilan bagi sang anak dalam proses belajarnya.
"Kami kaget, karena teman-teman naik kelas semua, tapi SN tidak," tuturnya.
Menurut SM, anaknya sebelumnya pernah ditegur akibat terlambat membawa buku dan membawa ikan hias ke dalam kelas sampai tumpah.
"Jadi keputusan anak saya tidak naik kelas ini belum ada keterangan secara resmi dari pihak sekolah itu karena apa," katanya.
"Orang tua juga meminta bukti tertulis dari pihak sekolah terkait alasan tidak dinaikkan kelas," sambungnya.
Baca juga: Usai Digeruduk Warga, Kegiatan di Bangunan Milik Pribadi Kini Diawasi, Polisi: Masyarakat Sensitif
SM berharap agar permasalahan anaknya tersebut dapat perhatian dari Dinas Pendidikan Kabupaten Serang untuk memberikan solusi terbaik.