TRIBUNJATIM.COM - Pendakwah Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah prihatin dengan kasus yang menimpa guru ngaji Ahmad Zuhdi.
Gus Miftah juga meminta agar pemerintah bisa membuat regulasi perlindungan untuk para guru ngaji atau guru madin.
Ia meminta agar guru madin tidak mudah dikriminalisasi saat menjalankan tugas pembinaan terhadap santri.
Ahmad Zuhdi menjadi guru madin di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, yang dijatuhi denda Rp 12,5 juta karena dugaan kekerasan dalam proses mendisiplinkan siswa.
Baca juga: Pendapatan Hanya Rp 450 Ribu Tiap 4 Bulan, Guru Madin di Demak Terpaksa Utang Gegara Denda Rp25 Juta
"Bagaimana ke depan. Kita minta kepada pemerintah untuk membuat regulasi supaya guru-guru ngaji kita ini tidak gampang dikriminalisasi hanya gara-gara persoalan pembinaan," ujar Gus Miftah, Sabtu (19/7/2025), usai mengunjungi kediaman Zuhdi.
Dalam kunjungannya tersebut, Gus Miftah juga memberikan bentuk dukungan berupa hadiah umrah, sepeda motor, dan uang tunai kepada Zuhdi sebagai apresiasi atas pengabdiannya selama puluhan tahun.
Ia menilai, selama 30 tahun mengajar, Zuhdi telah menunjukkan dedikasi tinggi sebagai pendidik, bahkan hanya menerima upah Rp 450.000 setiap empat bulan.
"Saya yakin tidak ada niat beliau untuk melukai. Ini soal pengabdian yang ikhlas, tapi justru berujung kriminalisasi," ucapnya.
Gus Miftah menilai bahwa tanpa perlindungan hukum yang jelas, guru madin berisiko menghadapi kasus serupa di masa depan.
Ia menyebut akan mendorong aspirasi ini ke pemerintah melalui jalur formal dan komunikasi dengan lembaga keagamaan.
"Kalau peristiwa ini terjadi terus, ini akan sangat merugikan teman-teman guru ngaji," tegasnya.
Ketua Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) Demak, Sukarmin, menyambut positif dorongan regulasi tersebut. Ia mengakui banyak guru kini merasa takut dalam menerapkan disiplin karena khawatir disalahartikan sebagai kekerasan.
"Akhir-akhir ini guru madrasah dengan murid kadang tindakan yang tidak sewajarnya, padahal niatnya untuk mendisiplinkan murid," kata Sukarmin.
Ia bahkan menuturkan, pengalaman dididik dengan tegas oleh guru semasa kecil justru membentuknya menjadi pribadi yang berhasil.
"Saya pas kecil dikeplok guruku, saya terima. Dengan ikhlas saya, ya jadi dewan," tutupnya.