Warga Resah Rumahnya Rusak dan Tersembur Lumpur Imbas Proyek Strategis Nasional, Tak Izin Pemdes

Penulis: Ani Susanti
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

IMBAS PROYEK PSN - Warga Desa Krasak, Kecamatan/Kabuapten Brebes, Jawa TEngah, menunjukan lantai rumah yang retak diduga akibat pemasangan pipa gas bumi yang melewati wilayah mereka, Jumat (1/8/2025). Pemerintah desa menyebut pemasangan pipa gas bumi itu dilakukan tanpa izin pihaknya. 

Konfirmasi didapat dari KSO Timas Pratiwi (PT Timas Suplindo–PT Pratiwi Putri Sulung, pelaksana proyek.

M Faesal Amir, Humas KSO Timas Pratiwi mengatakan, dalam pertemuan itu, pihak pelaksana proyek berjanji memenuhi tuntutan kompensasi warga pada tanggal 9 Agustus mendatang. 

"Sudah ada kesepakatan bersama, untuk ganti rugi rumah yang rusak, dalam bentuk kompensasi dari KSO Timas Pratiwi. Kita garap sepanjang jalan tol, dari Cirebon-Semarang," katanya.

Faesal mengeklaim, lumpur tersebut tidak menimbulkan dampak serius maupun dampak bahaya kepada warga. 

Munculnya lumpur tersebut dipengaruhi kontur tanah yang berongga, yang dipastikan akan mengeluarkan lumpur. 

Sedangkan jika kontur tanah bagus, tidak akan mengeluarkan lumpur.

"Semuanya sudah dikerjakan, dari Cirebon-Semarang. Kita target akan selesai sampai akhir tahun ini," katanya.

Berita Lain

Kontraktor Proyek besar perbaikan Jalur Gumitir Jember-Banyuwangi mulai melakukan pemasangan beton, di beberapa titik rawan longsor, Jumat (1/8/2025).

Pemasangan beton penahan tanah tersebut, akan dilakukan di 55 titik pada Kilometer 233+500 Jalur Gumitir Jember atau yang lebih dikenal tikungan Mbah Sengo.

Nampak, puluhan pekerja tengah bekerja memasang beton, sebagai dari mereka mengoperasikan alat berat seperti dua excavator dan dua mesin bored pile secara bersamaan.

Sementara lalu lintas di Jalur Gumitir tergolong sepi, hanya kendaraan pekerja proyek, pengantar makanan dan warga perkebunan yang berlalu lalang.

Abu Khoiri, Bagian teknis independen yg terlibat dalam proyek jalur Gumitir mengatakan  kemiringan jalan di Tikungan Mbah Sengo sangat berbahaya, dan  mencapai 13 persen.

"Sementara batas aman di wilayah pegunungan antara 8 sampai 10 persen. Apalagi kalau muatan overload, kendaraan muatan besar kalau diam saja bisa terguling," ujarnya  sembari melihat gambar jalur yang butuh perbaikan di pos proyek.

Baca juga: Monumen Reog Ponorogo Jadi Proyek Strategis Nasional, Rekomendasi dari Menparekraf Sandiaga Uno

Menurutnya, puluhan beton tersebut akan ditanam di sis jalan raya dekat jurang, sepanjang 115 meter. Setelah pembetonan rampung, aspal diratakan dengan kemiringan maksimal 10 persen.

Halaman
1234

Berita Terkini