Orangtua di Surabaya Cemas Anaknya Tak Pulang, Ternyata Dijual Rp 300 Ribu di Hotel

Penulis: Ani Susanti
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KASUS PROSTITUSI ANAK - Foto ilustrasi gadis. Polrestabes Surabaya menangkap seorang pelaku yang menjual anak di bawah umur, untuk melakukan praktik prostitusi di Surabaya, Jawa Timur. Dia mendapatkan keuntungan Rp 100.000 per pelanggan.

TRIBUNJATIM.COM - Kecemasan orangtua membuat kasus prostitusi anak di Surabaya, Jawa Timur terungkap.

Adalah ABZ (22), kini ditetapkan sebagai tersangka.

Ia menjual anak di bawah umur untuk melayani hasrat dengan harga Rp 300 ribu.

Dia mendapatkan keuntungan Rp 100.000 per pelanggan.

Wakil Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya Kompol Rahmad Aji Prabowo membenarkan bahwa penangkapan pelaku bermula dari laporan orangtua korban yang menyebut anaknya tidak pulang.

Kemudian, kata Rahmad, pihaknya juga mendapatkan informasi adanya praktik prostitusi anak di bawah umur, di sebuah hotel yang berada di Jalan Kayoon, Kecamatan Genteng, Surabaya.

"Terkait dengan kronologis penggerebekan, dilaksanakan oleh Unit Resmob dengan Unit PPA di salah satu hotel di Surabaya, Sabtu (3/8/2025)," kata Rahmad, Selasa (5/8/2025), seperti dilansir dari Kompas.com.

Akhirnya, aparat kepolisian menemukan korban, DKP (16) berada di salah satu kamar hotel tersebut.

Selain itu, petugas juga menangkap pelaku yang diduga menjualnya, ABZ (22).

"Ketika itu diamankan 3 orang. Saat kita melaksanakan penyelidikan dalam penyelidikan, 1 orang kita tetapkan sebagai tersangka, kemudian yang 2 orang berstatus sebagai saksi," ucapnya.

Baca juga: Kawasan IKN Malah Jadi Sarang Prostitusi, Satpol PP Akui Banyak PSK Berdatangan Silih Berganti

Rahmad menyebut, ketika diinterogasi tersangka mengaku menjual korban melalui media sosial.

Selanjutnya, dia mengambil keuntungan sebesar Rp 100.000 per pelanggan.

"Korban mendapat keuntungan dan dibagi dengan tersangka. Dari hasil penjualan, korban mendapatkan Rp 300.000, dibagi Rp 100.000 untuk tersangka dan Rp 200.000 untuk korban," ujarnya.

Saat ini, Rahmad sendiri, masih melakukan pendalaman lebih lanjut perihal kasus dugaan prostitusi anak tersebut.

Hal itu untuk mengetahui adanya tersangka lain dan berapa kali korban dijual.

Atas tindakannya itu, tersangka dijerat Pasal 81 UU RI nomor 17 tahun 2016 tentang perlindungan anak juncto Pasal 76 (D) UU RI nomor 35 tahun 2014. Ancaman pidana paling singkat 5 tahun dan denda Rp 5 miliar.

"Kemudian juga dijerat dengan Pasal 2 dan Pasal 17 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2007, tentang pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang," katanya.

Baca juga: Diduga Jadi Sarang Prostitusi, Warung Remang-remang di Kota Mojokerto Dapat Warning dari Satpol PP

Sebelumnya, kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO) terjadi di Kota Serang, Banten.

Di mana dua wanita menjadi korbannya.

Mereka dijual secara online kepada pria hidung belang oleh Muhamad Suryana, Akmal Robi, dan Rudi.

Rudi cs memberi target melayani 60 pelanggan untuk gaji Rp10 juta.

“Suryana, Akmal Robi, dan Rudi memberikan gaji sebesar Rp10 juta kepada korban SM setelah melayani 60 pelanggan atau tamu,” demikian dikutip dari Sistem Informasi Penelusuran Perkara Pengadilan Negeri Serang, Selasa (10/6/2025) via Kompas.com.

Sementara itu, korban lain, AA, menerima gaji Rp 6 juta untuk 10 hari kerja dalam melayani pelanggan. Kedua korban juga mendapat uang makan harian sebesar Rp50.000.

Dalam dakwaan, para terdakwa membuat akun MiChat atas nama SM dan AA menggunakan ponsel mereka. Akun itu digunakan untuk mempromosikan dan mencarikan pelanggan jasa seksual.

Setelah akun dibuat, ketiganya mendapatkan pelanggan untuk SM dan AA dengan tarif Rp300.000 sekali pelayanan.

Pelanggan kemudian diminta menuju salah satu hotel di kawasan Alun-alun Kota Serang.

“Setelah pelanggan masuk ke dalam kamar, pelanggan langsung membayar tarif yang sudah disepakati, yakni sebesar Rp300.000,” sebut isi dakwaan.

Atas perbuatannya, ketiga terdakwa dijerat dengan Pasal 2 ayat (2) Undang-undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkini