Laporan Wartawan Tribunjatim.com, Pramita Kusumaningrum
TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO - Respon Menteri Sosial (Mensos) Syaifullah Yusuf terkait sejumlah siswa Sekolah Rakyat Ponorogo diketahui mundur.
Data dihimpun dari pihak Sekolah Rakyat Terintegrasi 5 Kabupaten Ponorogo, siswa awalnya ada 125 orang.
Namun seiring waktu, tinggal 119 siswa yang mengikuti kegiatan belajar dan mengajar (KBM) di Sekolah Rakyat Terintegrasi 5 Kabupaten Ponorogo.
Mensos yang akrab disapa Gus Ipul itu tidak menampik adanya fenomena tersebut.
“Tidak hanya di Ponorogo siswa mundur. Data yang ada 115 siswa mundur,” ungkapnya ditulis Selasa (5/8/2025).
Baca juga: Satu Siswa Sekolah Rakyat Jombang Mundur, Dinsos Cari Pengganti yang Sesuai
Dia mengatakan untuk siswa yg mundur itu hanya 1 koma sekian persen dari 9.700 lebih yang mundur 115 persen. Itupun, setelah pihak kementerian sosial (Kemensos) melakukan dialoh ada berbagai alasan.
“Kita dialog, tapi karena anaknya tidak bisa tinggal di asrama, kangen sama ortunya ya kita nggak bisa maksa,” kata Gus Ipul—sapaan akrab—Mensos Syaifullah Yusuf.
Gus Ipul menyatakan mereka yang tidak mau belajar di Sekolah Rakyat tidak masalah. Karena prinsipnya tidak boleh dipaksa. Dan sudah digantikan.
Baca juga: Bupati Gresik Gus Yani Serius Siapkan Sekolah Rakyat, Gandeng Ruang Guru Agar Siswa Unggul
“Kami ganti dengan siswa lain yang juga banyak ngantri di belakangnya, berdasarkan data. jadi kita tidak membuka pendaftaran,” tambahnya.
Hal yang sama juga pada. Namun Gus Ipul mengganti kata mengundurkan diri dengan yang lain.
Dia lebih suka menyebut para guru sekolah rakyat ada yang tidak memenuhi panggilan.
Baca juga: Mensos Gus Ipul Kagum dengan Sekolah Rakyat Ponorogo sebab Ada Peternakan Ayam
“Sebelum mendaftar kan mereka telah mendatangani kesiapan, tapi saat mereka dipanggil dan lulus, tidak memnuhi panggilan,” tambahnya.
Data yang ada di seluruh Indonesia, dari 1400 guru diterima, yang tidak memenuhi panggilan ada 143 orang.
“Untuk guru itu kan ada cadangan, jadi ya kita ambil dibawahnya sesuai kebutuhan mapel disitu. jadi kita nggak boleh maksa juga,” urainya.
Baca juga: Terkuak Penyebab Guru PAI Sekolah Rakyat Jombang Mundur, Kemenag Ajukan Pengganti
Dia mengaku bahwa 143 guru yang mundur adalah mereka yang sebagian besar diterima di Sekolah Rakyat yang belum beroperasi, yang baru akan beroperasi pada beberapa minggu ke depan.
“Alasannya ada karena telah diterima PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) di Pemerintah Daerah. Mereka memilih disana ya kita hormati. Ada juga karena merasa jauh lokasinya,” pungkasnya.