Mulanya melakukan hal itu seorang diri, tapi belakangan ini satu dari sembilan anaknya ikut membantu meskipun sudah berkeluarga.
Baca juga: Pantang Mengemis, Kakek Usia 87 Tahun Rela Kerja di Warung Demi Bisa Makan
Bagaimana ia bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari?
Rupanya di bagian belakang sepedanya yang dialasi karton terpampang tulisan 'Kami mengucapkan terima kasih kepada donatur yang ikhlas membantu untuk kebersihan jalan bersama kami, tenaganya kami, warga, terima kasih'.
Ia menegaskan tulisan itu bukan permintaan, tapi pernyataan kalau dirinya tidak pernah meminta uang dari warga.
Hanya terkadang ada saja warga yang memberi Rp2.000, Rp5.000, Rp10.000, Rp50.000, bahkan Rp100.000.
Terkadang juga justru tidak ada yang memberi dan dianggapnya sebagai ladang amal.
Dengan bantuan putranya ditambah donasi sedikit demi sedikit dari warga yang peduli, Dahlan kemudian mampu membeli sebuah mesin potong rumput seharga Rp1,4 juta.
Seperti diketahui, sebelum Dahlan rutin menyapu, kawasan pinggir tol Cikunir itu dikenal angker.
Ialang tumbuh liar hingga ketinggian lebih kurang dua meter, sampah berserakan, hingga penerangan minim.
Kini, berkat kerja keras Dahlan dan bantuan sang anak, kolong rel itu berubah total bersih, terang, dan nyaman dilintasi warga.
“Dulu orang takut lewat sini. Sekarang udah enak, udah banyak lampu juga. Bahkan infonya mau dibikin taman kata pak Abdul Harris Bobihoe (Wakil Wali Kota Bekasi) datang ke saya,” tuturnya.
Dahlan menyampaikan ketika di rumah, ia merawat istrinya yang bernama Saripah (56).
Saripah diketahui mengalami stroke, kondisinya sempat memburuk hingga tidak bisa bicara.
Baca juga: Aksi Nyata Peduli Lingkungan Hotel Santika Gresik, Bersihkan Gorong-Gorong Tersumbat Sampah
Kini, berkat terapi alternatif seperti terapi lintah di kawasan Manggarai dan dukungan moral, Saripah mulai pulih.
“Alhamdulillah, sekarang udah bisa ngomong pelan-pelan. Berat badannya juga mulai naik," ucapnya.