Dalam konferensi pers itu, diungkapkan Zara meninggal akibat cedera otak yang disebabkan kekurangan oksigen dan aliran darah ke otak.
Kemudian, ada dugaan kelalaian prosedur yang dilakukan petugas.
Dimana petugas investigasi sempat tidak meminta pemeriksaan post-mortem.
Karena adanya pelanggaran, pihak terkait akan mengambil tindakan disipliner terhadap petugas dan atasannya.
Dalam proses penyelidikan, sudah 82 pernyataan telah dikumpulkan, termasuk dari para siswa.
Menurut hasil penyelidikan sementara, memang ada indikasi dugaan penindasan terhadap Zara.
Datuk M. Kumar menegaskan, penyelidikan masih berjalan dan pihaknya akan terus memeriksa setiap kemungkinan, termasuk faktor kriminal maupun non-kriminal, untuk memastikan keadilan bagi korban dan keluarganya.
Dugaan Keterlibatan “VIP”
Kematian Zara ini masih menjadi misteri karena kasusnya semakin melebar dan diduga menjadi korban bullying hingga ada keterlibatan sosok VIV yang misterius.
Spekulasi bahwa kematian Zara terkait perundungan (bullying) dan kemungkinan keterlibatan oknum “VIP” sempat jadi ramai.
Dugaan ini tidak kunjung terverifikasi namun memicu ketidakpercayaan dan kemarahan publik.
Dilansir Malay Mail, kematian Zara menuai kecurigaan dan publik Malaysia juga mengkritik kurangnya transparansi dari otoritas berwenang dalam penyelidikan kasus ini.
Hingga akhirnya muncul dugaan keterlibatan keluarga 'VIP' yang berpengaruh.
Namun kabar ini belum bisa terkonfirmasi.
Semakin liarnya kasus ini membuat sejumlah pihak bahkan menuduh ada upaya menutup-nutupi kasus ini.
Baca juga: Sosok Siswa Robek Bendera Merah Putih Viral, Kepala Sekolah Ungkap Alasannya: Ujian Integritas