Sementara perpustakaan selama ini bukan sekedar pusat bacaan buku, juga menjadi lokasi kegiatan literasi.
Di ruang kelas 4, rapor siswa ditemukan dalam kondisi basah dan mengalami sedikit kerusakan.
Tina memastikan meski rusak, rapor masih bisa terbaca.
Selain itu, sepatu 19 siswa kelas 4 juga ikut hilang terbawa longsor.
"Kemarin saat pulang sudah hampir hujan, jadi anak-anak meninggalkan sepatunya di ruang kelas. Tapi malah tersapu longsor," ungkapnya.
SDN 02 Kradinan mempunyai total 129 siswa.
Untuk proses evakuasi, Tina atas persetujuan orang tua mengalihkan pembelajaran kelas 1 dan kelas 2 menjadi daring.
Sementara untuk kelas 3 dan 4 digabung menjadi satu menempati ruang kelas 1 yang paling dekat dengan ruang guru.
Baca juga: Longsor di Pagerwojo Tulungagung, Jalur Akses ke Trenggalek Tertutup dan Rusak Bangunan Sekolah
Sementara ruang kelas 3 digunakan untuk evakuasi buku-buku, karya siswa dan dokumen.
Sedangkan kelas 5 dan kelas 6 menempati ruang kelas yang ada di seberang jalan.
Untuk proses pembelajaran sementara, pihak desa menyediakan satu ruangan di kantor desa.
"Untuk kelas 4 awalnya rencana di musala, tapi musala diperkirakan gak cukup. Pemerintah desa menyediakan satu ruangan untuk dipakai," jelas Tina.
Tina mengaku tidak tahu pasti, apakah lahan yang terkena longsor masih bisa digunakan atau tidak.
Karena itu, untuk proses pemulihan pihaknya pasrah ke Dinas Pendidikan.
Tina yakin pemerintah akan melakukan pemilihan karena menyangkut pendidikan anak-anak.
"Kami menunggu para relawan menyingkirkan puing-puing. Nanti akan ketahuan kondisinya," tambahnya.
SDN 02 Kradinan mempunyai 10 guru dan tenaga pendidikan.
Mereka terdiri dari 6 guru kelas, 2 guru mata pelajaran, 1 operator dan 1 penjaga sekolah.