TRIBUNJATIM.COM - Masyarakat tak habis pikir dengan kenaikan tunjangan anggota DPR RI yang mencapai puluhan juta rupiah sebulan.
Satu di antara warga yang merasa miris adalah Khalid.
Pria berusia 60 tahun ini tinggal di permukiman padat penduduk Kampung Tongkol Ancol sejak tahun 1982.
Tepatnya di Jalan Tongkol Dalam, RT 07 RW 01, Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara.
Ia hanya bisa mengelus dada ketika mendengar kabar mengenai besarnya tunjangan anggota DPR.
Bersama sang istri, Imas (58), saat ini Khalid mengontrak di dalam rumah sederhana dengan satu kamar yang biaya sewanya Rp 800 ribu per bulan.
Di kamar sempit itu, mereka tinggal berempat bersama dua anaknya yang masih lajang, sementara tiga anak lainnya sudah berumah tangga.
"Kerja saya bangunan, tapi sekarang lagi nganggur. Kalau ada yang nyuruh baru kerja serabutan. Istri jualan nasi uduk kalau pagi, cuma sekarang lagi libur dulu karena ada acara ponakan mau nikah," ujar Khalid, Jumat (22/8/2025).
Penghasilan yang tak menentu dari pekerjaannya sebagai kuli bangunan membuat Khalid harus sering putar otak memastikan biaya hidupnya tetap terpenuhi.
Tak jarang, untuk membayar kontrakan saja, Khalid dan Imas harus mengharapkan kebaikan dari anak-anaknya yang sudah bekerja.
"Kadang anak bantu Rp 200 ribu, Rp 300 ribu. Alhamdulillah masih ada yang peduli," kata dia.
Baca juga: Sosok Jerome Polin Koreksi Hitungan Wakil Ketua DPR RI Adies Kadir: Rp50 Juta untuk Kos, Untung
Akan tetapi, bulan Agustus 2025 ini, Khalid masih kelimpungan.
Ia belum bisa melunasi uang kontrakan karena kondisi sedang menganggur, tak ada panggilan mengerjakan proyek bangunan apapun.
Tapi lagi-lagi, Khalid masih bisa bersyukur karena pemilik rumah masih memberikan toleransi.
"Saya bilang minta tolong karena kerja serabutan, jadi ada pengertian dari yang punya rumah," ujarnya, seperti dilansir dari TribunJakarta.