Motif Suami Bunuh Istri Kian Dalam, Polisi Tracking Jejak Digital HP Pelaku BUMN ke Polda Jatim

Poin penting:

• Langkah Penyidikan: Tracking Jejak Digital HP tersangka dan korban ke Polda Jatim.
• Kendala: Tersangka GDF Menghapus Histori Perpesanan di ponselnya.

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Aflahul Abidin

TRIBUNJATIM.COM, BANYUWANGI - Polisi akan menelusuri jejak digital GDF (41), suami yang menusuk istrinya, BW (52), hingga tewas di kediaman mereka di Jalan Serayu Nomor 54, Kelurahan Panderejo, Kecamatan/Kabupaten Banyuwangi, Senin (20/10/2025).

Jejak digital yang dicari terutama adalah riwayat perpesanan di telepon pintar milik tersangka. Sebelum menyerahkan diri, menurut polisi, tersangka terlebih dulu menghapus histori perpesanan di ponselnya.

Kapolresta Banyuwangi Kombes Pol Rama Samtama Putra mengatakan, ponsel milik tersangka telah disita. Pihaknya akan mengirim ponsel tersebut ke Polda Jatim untuk dilacak kembali riwayat perpesanannya.

Baca juga: Terkuak Motif Suami Bunuh Istri di Banyuwangi, Diduga Dipicu Wanita Idaman Lain dan Masalah Keuangan

"HP tersangka dan juga korban oleh tim dibawa ke Polda Jatim untuk di-tracking jejak digitalnya," kata Rama, Rabu (22/10/2025).

Jejak digital itu diyakini akan turut berpengaruh terhadap motif pembunuhan tersebut. Hingga kini, polisi menyebut bahwa pembunuhan itu dilatarbelakangi oleh dua hal.

Pertama, tersangka takut istrinya tahu bahwa ia memiliki masalah keuangan di pekerjaannya.

"Nilainya (masalah keuangan itu) juga cukup besar," kata Rama.

Kedua, ada juga indikasi keterlibatan pihak ketiga atau wanita idaman lain (WIL). Terkait hal ini, polisi masih mendalaminya dengan memeriksa para saksi.

Tersangka menyerahkan diri dengan cara mengirim pesan WhatsApp kepada seorang anggota polisi. Nomor anggota polisi itu didapat tersangka dari salah satu grup perpesanan.

Baca juga: Sisi Lain Istri yang Dibunuh Suami di Banyuwangi, Tetangga Ungkap Pertemuan Terakhir di Pengajian

Dalam pesan itu, tersangka mengaku telah membunuh sang istri. Ia menyampaikan ingin menyerahkan diri dan meminta polisi datang ke rumahnya.

Dalam pesan yang sama, tersangka juga menyampaikan ke polisi tersebut bahwa alasan membunuh sang istri karena tak ingin istrinya menderita karena dia.

Soal keaslian isi pesan itu, Rama belum bisa memastikan sebab pesan-pesan yang ada di HP tersangka telah dihapus. 

Tersangka dijerat dengan pasal yang tertera dalam undang-undang kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Pasal lain yakni pembunuhan sebagaimana diatur dalam Pasal 338 KUHP.