Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Harga Telur Ayam di Kota Blitar Tembus Rp29.000 per Kg, Pedagang Sebut Dampak Program MBG

Harga telur ayam di Pasar Pon Kota Blitar masih tinggi. Sekarang, harga telur ayam tembus Rp 29.000 per kilogram. 

Penulis: Samsul Hadi | Editor: Ndaru Wijayanto
tribunjatim.com/Samsul Hadi
HARGA TELUR MAHAL: Pedagang telur di Pasar Pon Kota Blitar, Sendyta sedang menunggu barang dagangannya, Selasa (28/10/2025). Harga telur di Kota Blitar masih mahal Rp 29.000 per kilogram.  

Poin penting:

  • Harga telur ayam di Pasar Pon Kota Blitar masih tinggi, kini Rp 29.000 per kilogram setelah sebelumnya sempat mencapai Rp 30.000.
  • Kenaikan harga terjadi sejak September 2025, diduga dipicu oleh mahalnya harga pakan ayam.
  • Program makan bergizi gratis (MBG) juga berpengaruh karena banyak telur diserap untuk kebutuhan program tersebut sehingga stok di peternak menipis.

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Samsul Hadi

TRIBUNJATIM.COM I BLITAR - Harga telur ayam di Pasar Pon Kota Blitar masih tinggi. Sekarang, harga telur ayam tembus Rp 29.000 per kilogram. 

Pedagang Pasar Pon Kota Blitar, Sendyta mengatakan, harga telur ayam mulai naik sejak September 2025.

Awalnya, harga telur ayam Rp 26.000 per kilogram. Secara bertahap harga telur naik sempat tembus Rp 30.000 per kilogram. 

"Pertengahan Oktober 2025 sampai kemarin, harga telur stabil di angka Rp 30.000 per kilogram. Hari ini, harganya mulai turun menjadi Rp 29.000 per kilogram," kata Sendyta, Selasa (28/10/2025). 

Baca juga: Harga Telur Ras Turun Jadi Rp 27.500 per Kg, Telur Ayam Kampung Malah Melonjak di Pasar Jember

Sendyta tidak tahu persih penyebab naiknya harga telur ayam di pasaran.

Informasinya, harga telur ayam naik dipicu kenaikan harga pakan. 

"Informasinya harga pakan mahal, akibatnya harga telur dari peternak ikut naik," ujarnya. 

Selain itu, kata Sendyta, program Makan Bergizi Gratis (MBG) juga berdampak terhadap kenaikan harga telur di pasaran. 

Menurutnya, telur ayam di peternak banyak diserap untuk dapur MBG. Akibatnya, stok telur di peternak menipis.

"Stok telur di peternak menipis karena banyak diserap untuk program MBG," katanya. 

Meski harga naik, penjual telur di kios milik Sendyta masih stabil. Tiap hari, Ia bisa menjual antara 70 kilogram sampai 80 kilogram telur. 

"Penjual stabil, tidak terdampak kenaikan harga telur," ujarnya

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved