Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kemarau Basah Jadi Ujian Berat Petani Tembakau di Bondowoso, Harga dan Luas Lahan Menurun

Musim kemarau basah menjadi ujian berat bagi petani tembakau Bondowoso, harga dan luas lahan tanam tembakau tahun ini menurun

Penulis: Sinca Ari Pangistu | Editor: Samsul Arifin
TribunJatim.com/Sinca Ari Pangestu
NGELIR TEMBAKAU - Ibu-ibu di Bondowoso saat mengikuti lomba mengelir tembakau dalam ajang Festival Tembakau 2025, di Alun-alun Ki Bagus Asra, pada Jum'at (5/9/2025) malam. 

Poin Penting : 

  • Musim kemarau basah menjadi ujian berat bagi petani tembakau Bondowoso, Jawa Timur
  • Harga dan luas lahan tanam tembakau di Bondowoso tahun ini menurun
  • Tahun lalu harga tertinggi tembakau bisa mencapai Rp75 ribu per Kg, namun kini diperkirakan harganya turun menjadi Rp 60 ribu paling tinggi, dan paling rendah Rp 40 ribu per kilogram

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sinca Ari Pangestu

TRIBUNJATIM.COM, BONDOWOSO - Harga dan luas lahan tanam tembakau di Bondowoso tahun ini menurun.

Kondisi ini disebut terjadi karena kemarau basah yang melanda. 

Ini dinilai menjadi ujian berat bagi petani tembakau.

Menurut Ketua Asosisi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Bondowoso, Yasid, tahun lalu Top Great atau harga tertinggi tembakau bisa mencapai Rp 70 ribu hingga Rp 75 ribu per kilogram.

Sementara tahun ini, diperkirakan harganya turun menjadi Rp 60 ribu paling tinggi, dan paling rendah Rp 40 ribu per kilogram.

Baca juga: Produksi Tembakau di Kabupaten Malang Meningkat, Hampir di Seluruh Kecamatan Ikut Membudidaya

"Paling rendah, Rp 40 ribu per kilogram," ujarnya dikonfirmasi Jum'at (5/9/2025) malam.

Kondisi ini terjadi, kata Yasid, diperkirakan karena terjadi penurunan cita rasa tembakau. Rasanya kurang begitu memenuhi standart. Efek kemaru basah.

"Efek dari cuaca kemarau basah," ujarnya.

Ia menerangkan, areal lahan yang ditanami tembakau di Bondowoso juga menurun. Tahun lalu areal yang ditanami tembakau mencapai 10 ribu hektar. Tahun sekarang turun, sekitar 7.700 hektar.

"Karena cuaca kemarau basah. Jadi yang sudah siap tanam, hujan terus menerus akhirnya beralih ke tanaman lain," terangnya.

Baca juga: Tangani Penyakit Layu hingga Hama, Puluhan Petani Tembakau Malang Dapat Pelatihan dari DTPHP

Yasid bersama Dinas Pertanian Bondowoso terus memberikan sosialisasi bahwa tahun ini petani hendak melalukan 3 hal. Yakni mengantisipasi, beradaptasi dengan cuaca kemarau basah, serta melakukan mitigasi atau mengurangi resiko.

"3 hasil itu kita sosialisasikan ke masyarakat," ungkapnya.

Ia menjelaskan adaptasi cuaca kemarau basah  yang bisa dilakukan petani yaitu dengan cara menanam di atas bulutan. Memperbanyak saluran got pematong. Sehingga jika ada hujan, air bisa cepat keluar.

"Bibit yang ditanam yang ideal itu pakai Polybag," pungkasnya.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved