Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kecelakaan Bus Pegawai RSBS Jember

Hasil Penyelidikan Kecelakaan Bus Rombongan Pegawai RSBS Jember, Tidak Ada Jejak Pengereman

Ditlantas Polda Jatim mengungkap hasil penyelidikan bus pengangkut rombongan pegawai Rumah Sakit Bina Sehat Jember yang mengalami kecelakaan

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Samsul Arifin
TribunJatim.com/Luhur Pambudi
HASIL PENYELIDIKAN - Direktur Ditlantas Polda Jatim Kombes Pol Iwan Saktiadi mengungkap hasil penyelidikan bus pengangkut rombongan pegawai Rumah Sakit Bina Sehat (RSBS) Jember yang mengalami kecelakaan di Jalur Bromo, ruas Jalan Raya Sukapura, Desa Botoh, Lumbang, Probolinggo, Minggu (14/9/2025) hingga menewaskan delapan orang penumpang 

Poin Penting : 

  • Ditlantas Polda Jatim mengungkap hasil penyelidikan bus pengangkut rombongan pegawai Rumah Sakit Bina Sehat (RSBS) Jember yang mengalami kecelakaan di Jalur Bromo, ruas Jalan Raya Sukapura, Desa Botoh, Lumbang, Probolinggo, Minggu (14/9/2025) lalu
  • Direktur Ditlantas Polda Jatim Kombes Pol Iwan Saktiadi mengungkapkan, titik bentur awal, lalu bergesekan dengan pembatasan kanan jalan, hingga terhenti dan teronggok di lokasi akhir tabrakan berjarak sejauh 60 meter

     

  • Didapatkan temuan bahwa, penyidik tidak menemukan adanya jejak bekas gesekan roda ban bus yang mengindikasikan adanya mekanisme pengereman yang dilakukan oleh si pengemudi

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Ditlantas Polda Jatim mengungkap hasil penyelidikan bus pengangkut rombongan pegawai Rumah Sakit Bina Sehat (RSBS) Jember yang mengalami kecelakaan di Jalur Bromo, ruas Jalan Raya Sukapura, Desa Botoh, Lumbang, Probolinggo, Minggu (14/9/2025) hingga menewaskan delapan orang penumpang.

Direktur Ditlantas Polda Jatim Kombes Pol Iwan Saktiadi mengungkapkan, titik bentur awal, lalu bergesekan dengan pembatasan kanan jalan, hingga terhenti dan teronggok di lokasi akhir tabrakan berjarak sejauh 60 meter, dengan kontur jalan yang menurun. 

Nah, jarak tersebut dijadikan acuan oleh Tim Traffic Accident Analyst (TAA) Ditlantas Polda Jatim, untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan atas kecelakaan maut bus pariwisata PO INDS'88 Trans, bernopol P-7221-UG itu. 

Kemudian, didapatkan temuan bahwa, penyidik tidak menemukan adanya jejak bekas gesekan roda ban bus yang mengindikasikan adanya mekanisme pengereman yang dilakukan oleh si pengemudi. 

Itulah mengapa terjadi benturan parah pada bodi sisi kanan bus dengan pembatas sisi kanan jalan sepanjang sekitar 60 meter, hingga menyebabkan kerusakan parah pada bodi bus. 

Baca juga: DPRD Jatim Minta Dishub Ketatkan Pemeriksaan Bus Pasca Kecelakaan Maut di Probolinggo

"Di mana di lokasi yang pertama, tidak ditemukan jejak pengereman," ujarnya saat ditemui di Aula Satuan PJR Ditlantas Mapolda Jatim, pada Selasa (16/9/2025). 

Jika tidak didapatkan adanya petanda pengereman, lantas berapa kecepatan bus tersebut beberapa saat sebelum terlibat kecelakaan tunggal di bahu sisi kanan ruas jalan tersebut. 

Iwan menduga berdasarkan catatan hasil penyelidikan sementara yang dihimpunnya, bus tersebut melaju dalam kecepatan sekitar 64-80 kilometer per jam (Km/Jam), pada mode transmisi 'gear' perseneling ke-3, dalam lintasan jalan kontur menurun atau turunan. 

"Hasil Cek TKP dari hasil tersebut didapati beberapa fakta, dimana dugaan, saya ulangi, dugaan kecepatan arah datangnya kendaraan sebelum lokasi tabrakan, diperkirakan hasil hitung hitungan TAA, 64 sampai 80 Km/jam," ungkapnya. 

Tak ayal, laju bus yang demikian itu, ditambah dengan tidak adanya jejak petanda pengereman untuk mengurangi kecepatan bus, terjadilah benturan yang membuat para penumpang sisi barisan bangku sisi kanan bus, mengalami luka parah hingga meninggal dunia. 

Iwan menerangkan, penyidik memperoleh penjelasan tersebut karena sebagian besar memeriksa para penumpang selamat yang duduk di bangku sisi kanan pada barisan ke-1, ke-2, ke-3 dan ke-4. 

"Menurut keterangan beberapa saksi, saat itu bisa kami mintai keterangan, karena memungkinkan untuk diajak komunikasi, Menyebutkan bahwa korban korban yang meninggal dunia ada pada sisi kanan bus yang duduk di sebelah sisi kanan bus, yang diidentifikasi row ke-4 ke belakang. Karena yang memberikan keterangan ini ada pada row ke-1, ke-2 dan ke-3," jelasnya. 

Baca juga: Suasana Haru Pemakaman Korban Kecelakaan Bus RSBS, Teman Sekolah Menangis Ikut Mendoakan

Di sisi lain, mengenai keabsahan dan kelayakan kondisi kendaraan bus maupun sang sopir. Iwan memastikan, kendaraan bus tersebut dilengkapi surat STNK, dan terdapat catatan hasil surat hasil Uji KIR atau ramp check dari bus, yang menyatakan bahwa bus layak jalan. 

"Kemudian soal kelayakan bus, hasil pengecekan kondisi kelayakan bus, seluruh administrasi kelayakan bus dalam kondisi lengkap. Artinya KIR dalam kondisi lengkap," ungkapnya seraya mengangkat dua kertas surat-surat tersebut kepada awak media. 

Selanjutnya mengenai kelengkapan keabsahan mengemudi dari sopir bus; Albahri, Iwang mengungkapkan, ternyata sopir terbukti dinyatakan lengkap administrasi, karena memang mengantongi SIM BII Umum, khusus untuk kendaraan angkutan umum. 

Bahkan, pada hasil uji tes kesehatan seperti pemeriksaan kadar alkohol dan zat narkotika terhadap sang sopir. Iwan menambahkan, hasil tes sopir bus tersebut, dinyatakan negatif alkohol dan zat narkotika jenis apapun. 

"Artinya pengemudi dalam kondisi sadar dan sehat," tambahnya. 

Namun, mengenai kondisi kesehatan pascakecelakaan, Iwan tak menampik, sopir bus mengalami luka retak tulang lengan tangan kanan, sehingga masih harus menjalani pemeriksaan media untuk sementara waktu hingga dinyatakan tim medis. 

Bahkan, ia tak menampik, cepat tidaknya proses penyelidikan atas kasus kecelakaan ini, juga dipengaruhi oleh signifikansi proses pemulihan kesehatan dari sopir atau saksi dari pihak penumpang lainnya. 

"Artinya, kami melakukan pemeriksaan dengan memperhatikan kondisi-kondisi terperiksa atau siapapun itu dalam kondisi sehat jasmani rohani," katanya. 

Saat disinggung mengenai dugaan bahwa kecelakaan tersebut dipicu kondisi mekanisme pengereman yang tidak berfungsi maksimal alias 'blong'. Iwan mengatakan, pihaknya belum dapat menyimpulkan dengan dugaan demikian. 

Karena, ia menyadari bahwa penyidik Tim TAA Ditlantas Polda Jatim, masih harus membuat kesaksian pihak Ahli dari merek pabrikan bus yang terlibat kecelakaan tersebut. 

"Sampai hari ini, kami masih menunggu 1 keterangan ahli, yakni kami sudah bersurat untuk pabrikan bus tersebut, untuk hadir dan meneliti semua teknis kendaraan. Baik itu kelistrikan, kemudi, atau rem," terangnya. 

Iwan menegaskan, proses penyelidikan kasus tersebut masih akan berlangsung hingga beberapa hari ke depan. Hanya saja ia tidak dapat memastikan durasi pasti waktu, sampai kapan bakal dinyatakan rampung. 

Mengingat, Ditlantas Polda Jatim tetap mengedepankan aspek kemanusiaan dari para saksi yang hampir sebagian besar merupakan penumpang dan sopir. Dan, mereka, pascakejadian, ada yang terluka ringan dan berat. Artinya, proses pemulihan terhadap para pihak yang disebutkan tadi, tetap bakal menjadi acuan proses penyelidikan kasus kecelakaan tersebut. 

"Sudah 9 saksi. Ada dari penduduk yang menyaksikan dan mendengar. Sebagian besar penumpang yang bisa kita mintai keterangan," pungkasnya. 

Diberitakan sebelumnya, sopir bus PO INDS'88 Trans, Albahri, buka suara terkait detik-detik sebelum kecelakaan terjadi.

Menurut Albahri, tanda-tanda masalah rem sudah terasa ketika bus melintas di wilayah Jatian, Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Probolinggo. 

Saat itu, Albahri mencoba memperlambat laju kendaraan dengan menepi.

"Sampai di Jatian itu rem sudah terasa tidak enak. Akhirnya saya ke pinggir pelan-pelan. Malah sama pengendara di belakang saya itu sampai diklakson dan saya juga ikut klakson," kata sopir berusia 57 tahun itu, di Probolinggo pada Minggu (14/9/2025). 

Lantas, Albahri meminta kondekturnya, Melo, untuk berjaga-jaga.

"Sudah kerasa tidak enak, jadi saya langsung suruh Melo ke belakang dan bilang kalau rem blong," terangnya. 

Situasi pun semakin genting ketika bus melewati jalan menanjak dan menikung. 

Albahri mengaku, tak bisa mengendalikan bus yang dikendarainya. Saat itu, ia mengaku sudah mencoba rem angin maupun rem utama.

"Jadi saya langsung banting ke kanan, karena di depan itu kosong. Kalau ke kiri banyak kendaraan, ada mobil dan sepeda motor. Rem angin juga saya fungsikan tapi tidak bisa, saya juga sudah pasrah," terang warga Desa Gladak Pakem, Kecamatan Sumbersari, Probolinggo itu.

Sebelumnya, lanjut Albahri, bus dalam kondisi normal dan tidak ada tanda kerusakan.

"Padahal kondisi bus saat berangkat dan bahkan saat pulang sebelum sampai di Jatian masih aman, tidak ada masalah apa-apa. Tiba-tiba ngeblong dan angin langsung habis,” tutur Albahri.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved