Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk

Sejarah Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, 100 Tahun Berdiri Kini Ambruk, Gus Yahya Panjatkan Doa Bersama

Berikut sejarah Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, 100 tahun berdiri kini ambruk. Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf panjatkan doa.

Editor: Hefty Suud
KOLASE Tribun Jatim Network/M Taufik
PONPES AMBRUK - (foto kanan) Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf berkunjung ke pondok pesantren Al Khoziny di Sidoarjo, Selasa (30/9/2025), dan (foto kiri) Bangunan di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, ambruk, Senin (29/9/2025) sore. 

TRIBUNJATIM.COM - Musibah Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, ambruk, menyisakan duka. 

Insiden ini terjadi hari Senin (29/9/2025) sekira pukul 15.00 WIB. 

Berdasarkan laporan yang diterima Tribun Jatim di lapangan, Ponpes Al Khoziny Sidoarjo ambruk menyebabkan tiga korban meninggal dunia.

Satu korban meninggal yang dirawat di RSI Siti Hajar Sidoarjo, dan dua korban meninggal dunia dalam perawatan di RSUD Notopuro Sidoarjo

“Ada 40 pasien yang ditangani di RSUD Notopuro Sidoarjo. Sebagian sudah pulang atau rawat jalan, dan ada 10 yang opname,” kata Dirut RSUD Notopuro Sidoarjo dokter Atok Irawan, Selasa (30/9/2025). 

Di tengah kabar duka ini, sejarah Ponpes Al Khoziny Sidoarjo pun disorot. 

Pasalnya usia Pondok Pesantren ini ternyata sudah melampaui satu abad atau 100 tahun. 

Sejarah Ponpes Al Khoziny Sidoarjo

Pondok Pesantren Al Khoziny didirikan oleh KH Raden Khozin Khoiruddin, yang dikenal juga sebagai Kiai Khozin sepuh.

Pesantren ini dinamai sesuai dengan nama pendirinya dan lebih dikenal masyarakat dengan sebutan Pesantren Buduran karena letaknya di Desa Buduran, Kecamatan Buduran, Sidoarjo.

Sebelum mendirikan pesantren di Buduran, Kiai Khozin mengasuh pesantren di Siwalan Panji.

Dikutip dari Nu Online dan beberapa sumber lainnya, pondok di Buduran ini awalnya dibuat sebagai kediaman putra Kiai Khozin, KH Moch Abbas, yang pulang dari menuntut ilmu di Makkah selama kurang lebih sepuluh tahun.

Kedatangan KH Moch Abbas disambut baik masyarakat, sehingga pondok berkembang menjadi pesantren yang terus melanjutkan tradisi keilmuan dan pengajaran, seperti khataman tafsir Jalalain.

Soal tahun berdirinya pondok pesantren ini, masih menjadi perdebatan.

Baca juga: Korban Meninggal Ambruknya Bangunan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Jadi 3 Orang

Beberapa sumber menyatakan pondok ini berdiri sekitar tahun 1926-1927.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved