Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk

Sejarah Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, 100 Tahun Berdiri Kini Ambruk, Gus Yahya Panjatkan Doa Bersama

Berikut sejarah Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, 100 tahun berdiri kini ambruk. Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf panjatkan doa.

Editor: Hefty Suud
KOLASE Tribun Jatim Network/M Taufik
PONPES AMBRUK - (foto kanan) Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf berkunjung ke pondok pesantren Al Khoziny di Sidoarjo, Selasa (30/9/2025), dan (foto kiri) Bangunan di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, ambruk, Senin (29/9/2025) sore. 

Namun pengasuh generasi ketiga, KHR Abdus Salam Mujib, menyatakan pesantren ini sudah ada sekitar tahun 1915-1920, berdasarkan catatan santri pertama dan cerita alumni sepuh.

Hal ini didukung oleh kisah rombongan alumni dari Yogyakarta yang orang tua mereka adalah santri pertama di Pondok Pesantren Al Khoziny sekitar tahun 1920.

Dalam sejarahnya, pesantren ini menjadi tempat menimba ilmu bagi banyak santri yang kemudian menjadi ulama besar di Indonesia, seperti KH M Hasyim Asy'ari (Tebuireng, Jombang), KH Abd Wahab Hasbullah (Tambakberas, Jombang), KH Umar (Jember), KH Nawawi (Pendiri Pesantren Ma'had Arriyadl Kediri), KH Usman Al Ishaqi (Surabaya), dan banyak ulama lainnya.

Pesantren Al Khoziny menonjol dalam pengajaran kitab kuning dan nilai spiritual tarekat utama, menjadikannya pusat tradisi pesantren yang kaya dan berpengaruh pada perkembangan pendidikan Islam di Jawa Timur.

Lokasi pesantren ini berada di Jalan KHR Moh Abbas I/18, Desa Buduran, Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, dan telah melampaui usia satu abad, menjadi bagian penting dari sejarah pendidikan Islam di daerah tersebut.

Baca juga: JATIM TERPOPULER: Korban Ambruknya Musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo - Kecelakaan Maut di Surabaya

Baca juga: PKB Jatim Sampaikan Duka atas Musibah di Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo, Minta Kader Bantu Penanganan

Kronologi Ponpes Al Khoziny Sidoarjo ambruk

Menurut informasi yang ada, peristiwa memilukan ini bermula saat puluhan santri sedang melakukan salat Ashar berjamaah.

Tiba-tiba saja, bangunan yang baru selesai pengecoran itu ambruk. 

Ketua RT setempat, Munir mengatakan semalam santri meminta izin untuk melakukan pengecoran dengan alat kendaraan.

Pengasuh Ponpes Putra Al Khoziny, KH Raden Abdus Salam Mujib, menyebut proses pengecoran musala dilakukan sejak pagi dan telah selesai pada siang hari.

“Proses pengecoran dari pagi, siang sudah selesai,” ujar Salam, dikutip dari Tribunnews.com.

Menurutnya, gedung yang runtuh itu merupakan bangunan tiga lantai yang direncanakan memiliki musala di lantai pertama serta ruang pertemuan di lantai dua dan tiga.

Salam menjelaskan bahwa pembangunan ini merupakan tahap akhir dari proses renovasi yang sudah berjalan selama beberapa bulan.

Ia menduga struktur bangunan tidak mampu menahan beban setelah pengecoran.

Saat kejadian, Salam tidak berada di lokasi karena tidak ikut mengimami salat berjamaah tersebut.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved