Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Secara Swadaya, Pokdarwis Sanggaria Tulungagung Evakuasi Telur Penyu di Pantai Sanggar Tulungagung

Telur-telur ini harus diangkat, karena lokasinya kurang menguntungkan sehingga keberadaannya terancam predator maupun akar pohon.

Penulis: David Yohanes | Editor: Dwi Prastika
Tribun Jatim Network/David Yohanes
TELUR PENYU - Anggota Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Sanggaria Desa Jengglungharjo, Kecamatan Tanggunggunung, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, menunjukkan telur penyu yang baru dievakuasi dari sarangnya di Pantai Sanggar, Tulungagung, Sabtu (4/10/2025). Telur-telur penyu dievakuasi untuk menghindari biawak, predator alaminya. 

Menurut Lego, tidak semua telur penyu dievakuasi dari sarangnya.

Jika ada sarang yang dirasa sudah aman dari predator maupun gangguan lain, akan dibiarkan sampai menetas.

Hanya sarang yang rawan dan di lokasi yang biasa digunakan aktivitas wisatawan, akan dipindahkan.

“Pantai sini kalau malam kan sepi, tidak ada aktivitas jadi penyu bebas bertelur. Sementara jika siang ada kunjungan wisatawan,” ungkapnya.

Aktivitas mengevakuasi telur penyu ini sudah dilakukan sejak tahun 2016.

Anggota Pokdarwis Sanggaria rutin melakukan patroli untuk memastikan lokasi sarang penyu aman dari predator.

Upaya ini dilakukan dengan swadaya, tanpa ada bantuan dari pihak luar.

Untuk bulan September 2025 ini, Lego dan kawan-kawan sudah mengamankan 188 butir dari Pantai Ngalur, Sanggar dan Jung Pakis.

Setelah telur penyu menetas adalah saat-saat yang paling sibuk buat Lego dan kawan-kawan.

Mereka harus memelihara tukik-tukik itu dari konsentrat sampai bisa makan ikan teri.

“Begitu sudah bisa makan ikan, sekitar usia 2 atau 3 bulan kami lepas ke laut,” tegasnya.

Selama proses perawatan biaya pakan yang dikeluarkan Rp 10.000 hingga Rp 20.000 per hari, tergantung jumlah tukik.

Namun yang paling berat, Lego dan kawan-kawan harus mengganti air laut setiap 2 hari sekali.

Mereka mengambil air laut dari Pantai Sanggar 10 jeriken, yang jaraknya mencapai 3 km, dengan medan yang sulit dicapai dengan sepeda motor.

“Pernah kami ambil air laut dari Pantai Sine karena lebih mudah, tapi ternyata banyak yang mati. Ternyata harus dari Pantai Sanggar karena airnya masih bersih,” ungkapnya.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved