Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kecelakaan Bus Pegawai RSBS Jember

Batal Ikut Rekreasi Sejam Sebelum Berangkat, Teguh Selamat dari Kecelakaan Maut Bus di Lereng Bromo

Kecelakaan bus tragis rombongan pegawai Rumah Sakit (RS) Bina Sehat Jember di Lereng Bromo Probolinggo, terdapat hikmah tersendiri.

|
Penulis: Imam Nawawi | Editor: Ndaru Wijayanto
TRIBUNJATIM.COM/IMAM NAWAWI
SELAMAT DARI MAUT: Tegus Santoso, saat di temui di rumahnya Kelurahan Tegalbesar Kecamatan Kaliwates Jember, Jawa Timur, Kamis (18/9/2025) Perawat RS Bina Sehat Jember ini selamat dari kecelakaan, karena batal ikut rekreasi di Bromo Probolinggo. 

Poin penting:

  • Teguh Santoso, perawat RS Bina Sehat Jember, selamat dari kecelakaan bus di Lereng Bromo karena membatalkan keberangkatan satu jam sebelum rombongan berangkat.
  • Kursinya digantikan oleh Hendra Pratama (cleaning service) dan keluarganya yang menjadi korban meninggal dalam kecelakaan tersebut.
  • Meski mentalnya terpukul, Teguh tetap bertugas mengevakuasi korban selamat, meski tidak sanggup menangani jenazah karena kondisi psikologisnya.

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Imam Nawawi

TRIBUNJATIM.COM, JEMBER- Kecelakaan bus tragis rombongan pegawai Rumah Sakit (RS) Bina Sehat Jember di Lereng Bromo Probolinggo, terdapat hikmah tersendiri.

Hal itu dirasakan Teguh Santoso, Perawat IGD RS Bina Sehat Jember. Dia selamat dari kecelakaan maut itu karena membatalkan ikuti rekreasi di Probolinggo.

Jatah tempat kursinya saat itu digantikan cleaning service RS Bina Sehat Jember Hendra Pratama dan keluarganya. Mereka tewas dalam kecelakaan lalu lintas kemarin.

Teguh mengaku membatalkan diri ikut liburan, satu jam sebelum rombongan berangkat menuju Wisata Bromo Probolinggo. Hal itu karena putra bungsunya masih pilek dan kurang sehat.

"Tas sudah saya isi semua dan sudah siap untuk berangkat. Tapi saya lihat anak saya yang kecil kok masih pilek, mau ajak istri juga berat karena harus tinggalkan anak. Setelah saya pikir, kok agak ragu juga mau berangkat," katanya, Kamis (18/9/2025).

Dia pun langsung menghubungi perawat Eva Liasari selalu ketua panita rekreasi, untuk mengabari kalau tidak jadi ikut liburan ke Bromo.

"Saya bilang ke Mbak Eva, kalau saya tidak bisa berangkat karena anak masih sakit tidak bisa ditinggal. Tidak papa, posisi saya digantikan orang lain, saya bilang seperti itu," ucap Teguh.

Baca juga: Zainuri Nangis Ingat Detik-detik Kecelakaan Bus RS Bina Sehat di Jalur Bromo: Saya Pikir Pasti Mati

Baca juga: Tangis Hisyam Jadi Yatim Piatu Setelah Ayah, Ibu dan Adik Tewas Kecelakaan Bus di Bromo

Setelah membatalkan ikut rekreasi, Teguh mengaku meletakkan kembali tasnya dan main bersama anaknya di rumah.

Keesokan harinya dapat kabar, Teguh menerima kabar bus yang rombongan tumpangi mengalami kecelakaan.

"Minggu siang, ketika saya masih tidur dibangunkan istri saya. Katanya ada kecelakaan di Bromo dan itu berkaitan dengan teman-teman saya," ucapnya.

Kemudian, Teguh menerima panggilan telepon dari Kepala Ruang IGD yang menanyakan lokasinya keberadaanya saat itu.

"Saya bilang, saya ada di rumah. Saya tidak ikut (kegiatan) semalam, pimpinan saya bilang Alhamdulillah kalau tidak ikut," ucapnya.

Berikutnya, Teguh mengaku banyak menerima panggilan telepon dari teman kerjanya. Mereka menanyakan kondisi kesehatannya.

Baca juga: Bertambah, Korban Tewas Kecelakaan Bus Rombongan RS Bina Sehat Jember di Jalur Bromo Jadi 9 Orang

"Karena nama yang masuk manifes adalah nama saya kan. Akhirnya saya bilang, saya tidak ikut, saya masih ada dirumah," imbuhnya.

Teguh mengaku tidak menyangka kalau kursinya digantikan korban Hendra Pratama dan keluarganya. Hingga mereka tewas dalam kecelakaan itu.

"Dalam hati, saya merasa menyesal kenapa ada orang yang mengisi tempat duduk saya. Harusnya mereka tidak meninggal dunia, karena duduk di posisi itu," ulasnya.

Ketika hari pertama kecelakaan itu, Teguh mengaku mentalnya langsung turun drastis, khusunya ketika melihat anak perawat Maria dan Riyanti meninggal dunia.

"Membuat saya tidak kuat melihat Maria dan Riyanti. Apalagi anak mereka sudah tidak, hal itu membuat saya tidak bisa menghadapi," jelasnya.

Namun ketika hari pertama, Teguh tetap memutuskan bertugas mengevakuasi korban kecelakaan itu, khususnya mereka yang selamat.

"Kalau yang jenazah saya tidak berani menangani, sebab mentalnya belum siap saat itu," tambahnya.

Baca juga: Evaluasi Kecelakaan Maut Bus RS Bina Sehat di Jalur Bromo, BPTD: Idealnya Ada Jalur Penyelamat

Sumber: Tabloid Rumah
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved