Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Beasiswa Kuliah Mahasiswi Jember Dicabut

Kisah Pilu Pedagang Tahu di Jember Beasiswa Kuliah Putrinya Tetiba Dicabut Gegara Tak Ikut Mahad

Taufik Kardanu, Pedagang tahu di Jember Jawa Timur kini bingung mencari biaya kuliah putrinya di kampus negeri.

Penulis: Imam Nawawi | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM/IMAM NAWAWI
BEASISWA DICABUT- Taufik Kardanu saat ditemui di rumahnya Dusun Krajan Desa/Kecamatan Sukorambi Jember, Jawa Timur, Jumat (26/9/2025) Dia jelaskan pencabutan beasiswa kuliah putrinya yang dilakukan pihak kampus. 

Poin Penting: 

  • Penerima Bantuan: Dwi Dita Anggita Gangga, putri Taufik Kardanu (pedagang tahu).
  • Masalah: Beasiswa KIP Kuliah dicabut mendadak di semester 3.
  • Alasan Dugaan Pencabutan: Tidak ikut kegiatan Ma'hat, meskipun biaya sebesar Rp 1,5 juta sudah dipotong dari beasiswa.

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Imam Nawawi

TRIBUNJATIM.COM, JEMBER- Taufik Kardanu, pedagang tahu di Jember Jawa Timur kini bingung mencari biaya kuliah putrinya di kampus negeri.

Hal itu karena beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah putrinya bernama Dwi Dita Anggita Gangga telah  dicabut oleh perguruan tinggi Islam di Jember pada semester 3 tahun ajaran 2025.

Padahal mahasiswi jurusan Manajemen Zakat dan Wakaf angkatan 2024 itu sudah dua kali menerima pencarian beasiswa kuliah itu. Namun di semester tiga, mendadak beasiswa kuliah dicabut oleh pihak kampus tanpa alasan jelas.

"Saya tanya ke anak saya (pencabutan beasiswa) itu karena tidak ikut kegiatan Ma

had di kampus. Jadi sekarang tidak dapat beasiswa lagi," kata Taufik saat ditemui di rumahnya RT 01 RW 01 Dusun Krajan Desa/kecamatan Sukorambi Jember, Jumat (26/9/2025).

Baca juga: Lomba Mancing Piala Bupati Jember 2025 Siap Digelar, Total Hadiah Rp100 Juta

Menurutnya, hal tersebut sangat tidak masuk akal, sebab putrinya juga membayar untuk kegiatan Ma'hat di Kampus sebesar Rp 1,5 juta.

"Wong langsung dipotong (dari biaya hidup beasiswa) untuk biaya itu. Begitu masuk semester tiga, dapat pengumuman KIP-nya gugur," ucap Taufik.

Pria umur 46 tahun ini mengaku sempat tidak percaya saat pertama kali mendengar kabar beasiswa putrinya dicabut oleh kampus.

Karena itu merupakan bantuan pemerintah yang melekat.

"Tetapi saat itu, anak saya nangis, mungkin mikir (orang tua) bayar kuliahnya dari mana? sebab selama ini pembayaran UKT mengandalkan beasiswa itu," papar Taufik lagi.

Taufik mengungkapkan pihak kampus tidak pernah bilang bagi penerima beasiswa, kalau tidak ikut ma'hat bantuan pendidikan mereka bakal dicabut.

"Pihak kampus hanya bilang, ada kegiatan ma'hat kayak mondok itu. Tapi bayar sebesar Rp 1,5 juta, ikut tidak ikut kegiatan harus bayar segitu. Tidak ada kata cabut mencabut (beasiswa)," tutur suami Wiwin Indriani ini.

Taufik mengatakan, ketika awal masuk perguruan tinggi itu diminta bayar Uang Kuliah Tunggal (UKT) sebesar Rp 1,4 juta. Namun setelah mendapatkan beasiswa, nominalnya malah naik jadi Rp 2,4 juta."Katanya (pihak kampus) biar setara," paparnya.

Baca juga: Nasib Pilu Nenek di Jember Tertimpa Bangunan Rumahnya Dampak Gempa Bumi, Sampai Dievakusi Warga

Oleh karenanya ,  Taufik mengaku diminta membayar UKT sebesar Rp 2,4 juta pada Juli 2025 saat putrinya memasuki semester 3, agar beasiswanya tidak dicabut.

"Karena alasannya kalau tidak bayar UKT dulu beasiswa tidak cair. Begitu sudah dibayar, malah dapat pengumuman bantuannya digugurkan," jlentrehnya.

Padahal untuk bayar UKT putrinya di kampus negeri ini. Taufik harus meminjam uang kepada tetangga, karena pendapatan dari hasil jualan tahu tidak cukup.

"Karena pendapatan masyarakat menurun. Sehari itu cuma dapat Rp 50 ribu, itu kalau tahunya habis, tapi namanya orang jualan tidak pasti," ucapnya.

Oleh karena itu, Taufik hanya bisa pasrah saat ini dalam membiayai putrinya kuliah, karena tidak tahu lagi tempat untuk mengadu.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved