Cuaca Tak Stabil Picu Penurunan Kualitas, Harga Tembakau Sampang Anjlok Saat Musim Panen
Musim panen tanaman tembakau di Kabupaten Sampang, Madura terus berlangsung. Namun, para petani mengeluhkan harga jual tembakau kering
Penulis: Hanggara Syahputra | Editor: Ndaru Wijayanto
Poin penting:
- Harga tembakau kering di Kabupaten Sampang turun 10 persen dibanding tahun lalu, kini hanya Rp50.000–Rp60.000 per kilogram tergantung kualitas.
- Penurunan harga terjadi di berbagai wilayah, termasuk Desa Rabasan dan Kecamatan Jrengik, memicu kekhawatiran petani terhadap keberlangsungan usaha mereka.
- Cuaca buruk dan curah hujan tinggi saat musim tanam disebut sebagai penyebab utama penurunan kualitas dan harga tembakau.
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Hanggara Pratama
TRIBUNJATIM.COM, SAMPANG - Musim panen tanaman tembakau di Kabupaten Sampang, Madura terus berlangsung. Namun, para petani mengeluhkan harga jual tembakau kering yang merosot tajam.
Harga jual tembakau kering tahun ini merosot tajam hingga 10 persen dibandingkan musim lalu, hal itu membuat para petani waswas akan keberlangsungan usaha mereka, Senin (8/9/2025).
Di Desa Rabasan, Kecamatan Camplong, harga tembakau kering kini hanya berkisar Rp50.000–Rp60.000 per kilogram, bergantung kualitas. Padahal tahun lalu, harga untuk kualitas serupa masih tembus Rp 70.000 per kilogram.
"Penurunan harga ini sangat memukul kami. Biaya produksi terus meningkat, sementara harga jual malah turun," keluh Norfai Rosiqin, salah satu petani tembakau setempat.
Nasib serupa juga dialami petani di Kecamatan Jrengik. Banyak yang terpaksa melepas hasil panen dengan harga lebih rendah hanya demi menutup biaya operasional.
Baca juga: Kemarau Basah Jadi Ujian Berat Petani Tembakau di Bondowoso, Harga dan Luas Lahan Menurun
Menurut petani di Kecamatan Jrengik, Abd Hayyi salah satu penyebab utama anjloknya harga tembakau adalah cuaca yang tidak bersahabat.
Tingginya curah hujan pada musim tanam sebelumnya berdampak pada kualitas daun tembakau yang menurun.
"Tahun ini tanaman tembakau saya terpaksa dijual lebih murah dibanding tahun kemarin. Cuaca tidak stabil, jadi kualitasnya kurang bagus," ujarnya.
Penurunan harga ini menambah beban berat petani, terlebih ketika biaya produksi seperti pupuk, tenaga kerja, dan perawatan tanaman terus merangkak naik.
"Tentu kami berharap ada perhatian pemerintah maupun pihak terkait agar harga tembakau di Sampang tidak semakin terpuruk," pungkasnya.
Baca juga: Produksi Tembakau di Kabupaten Malang Meningkat, Hampir di Seluruh Kecamatan Ikut Membudidaya
Sempat Memanas, Keributan Ojol dan Jukir Kedai Kopi di Sigura-gura Kota Malang Berakhir Damai |
![]() |
---|
Pekerjaan Alvi Maulana Bunuh dan Mutilasi Pacar, Pernah Jadi Tukang Jagal Sebelum Ojol |
![]() |
---|
Pengakuan Noel Ebenzer Eks Wamenaker soal 4 HP Tersimpan di Plafon, Klaim Milik Pembantu |
![]() |
---|
Imbas Omongan 'Kalau Dibantu 200 Juta', Oma Nino Tagih Ivan Gunawan, Igun: Jangan Berharap |
![]() |
---|
DOKU Travel Fest 2025 Hadir dengan Merchant dan Partner Lebih Luas Manjakan Konsumen |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.