Berita Viral
Imbas Kerusuhan, Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach Dinonaktifkan NasDem dari Anggota DPR RI
Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach dinonaktifkan oleh Ketua Umum DPP Partai NasDem, Surya Paloh dari Anggota DPR RI imbas demo di Indonesia.
Sebelumnya influencer Salsa Erwina Hutagalung mempermalukan Ahmad Sahroni karena tidak berani menerima tantangan debat atas pernyataan Sahroni yang mengatakan orang yang mendesak DPR bubar adalah orang tolol sedunia.
Sejak itu, Salsa Erwina, terus mempertanyakan akuntabilitas Ahmad Sahroni juga besaran gaji dan tunjangannya, melalui media sosial.
Karena diduga tidak mau transparan soal itu dan terganggu dengan segala gugatan Salsa Erwina, akhirnya Ahmad Sahroni diketahui memblokir akun media sosial (medsos) Salsa Erwina Hutagalung.
Apalagi Salsa kerap menyebut bahwa Ahmad Sahroni dan anggota DPR lain adalah karyawan kita.
Salsa mengajak masyarakat Indonesia merasa adalah bos dari para anggota DPR.
Salsa Hutagalung dikenal lewat acara siniarnya bertajuk "Jadi Dewasa 101" (JDW 101).
Melalui siniarnya itu, Salsa kerap mengangkat isu tentang kedewasaan diri, manajemen keuangan, hingga tips mengatur ekspektasi hidup.
Namun belakangan, Salsa yang menjabat Srategic Maneger di perusahaan energi terbarukan Vesta di Denmark, menyoroti segala persoalan di Indonesia terutama soal keadilan dan kesejahteraan rakyat Indonesia.
Kini Salsa mempertanyakan besaran gaji dan tunjangan anggota DPR.
Menurut Salsa gaji mereka tidak boleh memiliki kesenjangan terlalu jauh dengan masyarakat.
Apalagi katanya anggaran untuk 580 anggota DPR saat ini sangat terlalu besar pertahunnya yakni mencapai Rp 10 Triliun.
"Breakdown! Kasih tahu secara jelas dan rinci kepada masyarakat apa-apa saja pengeluaran yang kalian habiskan sampai hampir 10 Triliun untuk anggaran DPR," tulis Salsa di video yang diunggah di akun Instagramnya @salsaer, Jumat (29/8/2025).
Menurut Salsa, anggota DPR adalah karyawan rakyat, sehingga gajinya tidak pantas memiliki kesenjangan terlalu jauh dengan masyarakat.
"Ingat, kalian hanya wakil rakyat. Karyawan rakyat. Tidak seharusnya gaji kalian memiliki kesenjangan begitu jauh dengan masyarakat," tambah Salsa.
"Kesenjangan begitu jauh membuat kalian tidak relate sama penderitaan rakyat. Sampe terasa mati empatinya!," ujar Salsa.
Menurut Salsa, saat ini besaran gaji dan pendapatan anggota DPR perbulannya simpang siur.
"Simpang siur nih. Ada yang bilang gaji DPR itu Rp104 Juta. Ada media yang bilang, itu Rp 200 Jutaan. Ada lagi yang bilang, kalau itu tuh bisa miliaran sebulan. Kita tanya, kenapa bisa simpang siur kayak gini?" papar Salsa.
Salsa mengungkapkan hal itu karena DPR tidak mau transparan.
"Asal muasalnya, adalah karena mereka tidak transparan. Apa rincian dari hampir Rp 10 Triliun yang dianggarkan untuk 580 orang, yang katanya mewakili kita, tapi sampai saat ini gak ada yang benar-benar membela masyarakat," kata Salsa.
Bahkan kata Salsa di media sosial sekalipun, mereka diam jika dipertanyakan.
Termasuk kata Salsa, Ahmad Sahroni yang memblokir pesan dari dirinya.
"Semuanya diam. Semuanya matiin tag-nya. Semuanya ngelimit. Mungkin gak semuanya ya. Tapi banyak yang aku jadikan target, yang ngelimit komen, matiin tag dan ngeblok, seperti Ahmad Sahroni, contohnya," kata Salsa.
"Takut amat sih sama cewek kecil begini. Pakai segala diblok-blok," ujar Salsa, lulusan UGM jurusan hubungan internasional.
Ini membuktikan menurut Salsa ada yang ditutupi oleh DPR, sehingga tidak mau transparan berapa besaran uang rakyat yang jadi gaji dan tunjangan mereka.
"Nah DPR, transparan kalian mulai dari sekarang. Breakdown dari Rp 10 Triliun yang kalian anggarkan, kemana duit itu? Ada untuk bayar-bayar rapat? Emang kantor yang kalian punya, enggak cukup besar untuk melaksanakan rapat, sampai harus rapat di luar" tanya Salsa.
Salsa juga mempertanyakan pengeluaran lainnya seperti konsumsi.
"Ada konsumsi? Bawa bekal. Masyarakat diperas dengan luar biasa dengan kejamnya, mereka mandi kemewahan di sana. Patwal, stafsus, dan semua-semua itu, untuk apa?" kata Salsa.
Sebab menurut Salsa, sekarang saja rakyat sedang menyuarakan aspirasi, tidak ada yang berhasil mendengarkan mereka.
Bahkan anggota DPR kata Salsa tidak ada yang mau keluar dari gedung saat banyak masyarakat yang demo.
"Gedung itu hasil dari pajak kita. Tapi saat kita mau datang dan menyampaikan aspirasi, semuanya ditutup. Semuanya dilindungi dengan peralatan-peralatan yang udah kayak mau perang sama negara lain. Kayak begini wakil rakyat kita?" beber Salsa.
"Ahmad Sahroni bilang, katanya dia ngumpet-ngumpet dengerinnya. Ngapain ngumpet-ngumpet. Diajak debat aja banyak bacot. Kalau gak kerja bilang aja gak kerja. Ini orang ya, omongannya gak bisa dipegang," kata Salsa.
Menurutnya sampai saat ini tidak ada anggota DPR yang berpihak pada rakyat.
"Masihkah mereka mewakili kita. Atau mereka hanya mewakili partai-partainya? Dan mau mengeruk keuntungan sebesar-besarnya dari kita," ujar Salsa.
Bahkan menurut Salsa, katanya pensiunan anggota DPR seumur hidup.
"Kita aja yang udah kerja, kepala jadi kaki, kaki jadi kepala, mungkin gak dapat pensiun dengan uang seadanya. Tapi mereka ini yang joget-joget, yang ngatain masyarakatnya rakyat jelata, yang ngatain tolol, dapat pensiun seumur hidup. Ikhlas kita, masyarakat Indonesia? Gila emang, udah kematian empatinya," tegas Salsa.
Sahroni Dicopot
Politisi NasDem Ahmad Sahroni dicopot dari jabatan Wakil Ketua Komisi III DPR RI.
Dari surat dengan Kop Partai NasDem pada Jumat (29/8/2025) dijelaskan bahwa NasDem mengadakan Rapat Pimpinan Fraksi Partai NasDem.
Dari hasil rapat tersebut, pimpinan fraksi Partai NasDem sepakat mencopot Ahmad Sahroni dari jabatan Wakil Ketua Komisi III DPR RI.
Dengan begitu, Sahroni kini hanya menjadi anggota Komisi I DPR RI.
Pengganti posisi Sahroni di jabatan Wakil Ketua Komisi III DPR RI yakni H Rusdi Masse Mappasessu yang sebelumnya anggota Komisi IV DPR RI.
Pergantian itu mulai berlaku Jumat (29/8/2025).
Surat itu pun sudah ditembuskan ke Pimpinan DPR RI, Pimpinan Komisi I, III, dan IV serta Sekretariat Jenderal (Sekjen) DPR RI.
Sebelumnya Ahmad Sahroni menjadi sorotan setelah menyebut rakyat Indonesia tolol apabila mau DPR RI dibubarkan.
Sahroni mengatakan, siapa saja boleh mengkritik DPR RI.
Akan tetapi, katanya tidak boleh mencaci maki, karena bisa merusak mental.
"Mental manusia yang begitu adalah mental manusia tertolol sedunia. Catat nih, orang yang cuma mental bilang bubarin DPR, itu adalah orang tolol sedunia," kata Ahmad Sahroni saat kunjungan kerja di Polda Sumut, Jumat (22/8/2025).
Pernyataan Ahmad Sahroni itu lantas menjadi bulan-bulanan masyarakat. Terlebih Politisi NasDem itu sudah hampir tiga periode digaji oleh rakyat lantaran menjadi anggota DPR RI.
Pernyataan Ahmad Sahroni itu kemudian membuat masyarakat emosi hingga unjuk rasa berdarah di DPR RI terjadi sedari Senin (25/8/2025).
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com
TikTok Akui Hilangkan Fitur Live di Indonesia, Kapan Bisa Diakses Kembali? |
![]() |
---|
Biasa Pulang Bawa Rp 250.000, Semringah Anton Dagang Kopi di Tengah Demo Raup Rp 1 Juta |
![]() |
---|
Pengamatan Mantan Wapres RI soal Situasi Indonesia, Bongkar Akar Masalah dan Solusi soal DPR |
![]() |
---|
Presiden Prabowo Minta Maaf ke Pemerintah China Imbas Batal Berkunjung, Pantau Situasi Dalam Negeri |
![]() |
---|
Pertahanan Rumah Eko Patrio Jebol Meski Dijaga Ketat, Massa Menyerbu dan Menjara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.