Berita Viral
Rusak Bertahun-tahun, Warga Mancing Ikan dalam Kubangan di Tengah Jalan, Kesabaran Habis
Rusak sudah bertahun-tahun, warga menunjukkan cara unik ketika protes adanya jalanan yang penuh kubangan penghubung antar desa.
Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Aksi unik dilakukan oleh warga desa di Kabupaten Wonosobo beberapa waktu belakangan.
Warga Desa Watumalang, Kecamatan Watumalang, Kabupaten Wonosobo, memprotes jalan penghubung menuju Desa Wonosroyo yang rusak parah selama bertahun-tahun.
Aksi protes dilakukan dengan cara unik.
Mereka menjaring ikan di kubangan air yang menggenang di jalan berlubang, serta menanam pohon pisang di tengah badan jalan kabupaten.
Aksi simbolik ini dilakukan pada Senin (1/9/2025), seperti dikutip TribunJatim.com via Kompas.com, sebagai wujud kekecewaan atas lambannya respons pemerintah daerah.
Aksi tersebut melibatkan warga lintas usia, mulai dari tokoh agama, tokoh pemuda, hingga petani yang setiap hari harus melewati jalan penuh lubang dan licin saat hujan.
Salah seorang warga, Abdul Rohim, mengatakan warga sudah terlalu lama bersabar.
Ia menegaskan aksi tanam pisang bukan lelucon, tetapi protes serius kepada pemerintah.
“Kami warga Desa Watumalang merasa dianaktirikan karena jalan penghubung Desa Watumalang ke Desa Wonosroyo dibiarkan rusak parah. Sudah berpuluh-puluh tahun kami menunggu perbaikan. Kami tanam pohon pisang di tengah jalan sebagai wujud protes,” kata Abdul.
Ia membandingkan kondisi jalan di wilayahnya dengan Banjarnegara yang menurutnya jauh lebih baik.
Baca juga: Keberadaan Uya Kuya, Eko Patrio, Nafa Urbach, dan Sri Mulyani saat Rumah Dijarah Warga
“Kami malu dan iri dengan Banjarnegara. Jalan mereka bagus, sementara jalan di wilayah kami dibiarkan rusak. Kami warga pinggiran ini juga bagian dari Wonosobo,” tambahnya.
Warga lain, Hasan Barsino, menyebut aksi dilakukan spontan karena jengkel.
“Ini aksi spontan warga karena jengkel. Jalan ini penting sekali untuk aktivitas ekonomi masyarakat. Kalau terus dibiarkan, warga yang rugi,” katanya.
Hasan menekankan, jalan Watumalang–Wonosroyo adalah akses vital bagi petani, pedagang kecil, hingga pelajar.

Kondisi jalan rusak menyulitkan distribusi hasil panen dan meningkatkan risiko kecelakaan, terutama saat musim hujan.
Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Wonosobo, Edi Hartono, membenarkan adanya kerusakan pada ruas jalan tersebut.
Namun, ia menyebut tahun ini belum ada rencana perbaikan imbas kebijakan efisiensi anggaran yang diteken Presiden Prabowo berdampak pada kondisi keuangan di daerah.
“Iya mas, kebetulan tahun ini Pasuruhan–Wonosroyo enggak ada kegiatan karena efisiensi,” ujarnya.
Menurutnya, ruas jalan ini pernah mendapat alokasi perbaikan dari DAK dan APBD beberapa tahun lalu.
Namun karena panjang ruas, perbaikan belum sampai ke titik Desa Watumalang.
Baca juga: Air Mata Ayah Rheza Harus Relakan Kematian Anak Diduga Dipukuli Aparat, Kapolda DIY: Apakah Benar?
Warga yang tak bisa bersabar lainnya memilih untu memperbaiki sendiri jalanan yang rusak.
Para warga Desa Talipukki tersebut bergotong royong memperbaiki jalan yang rusak parah dengan alat seadanya.
Mereka menggali ruas jalan agar genangan air dapat mengalir dan tak lagi membahayakan pengguna jalan.
Baca juga: Guru SDN Cemas Baru Dapat 1 Murid dari SPMB 2025, Kades Sebut Ortu Tak Mau Berjudi Nasib Anaknya
Aksi perbaikan ini merupakan bentuk protes warga kepada pemerintah.
Pemerintah selama ini bertahun-tahun dinilai tidak peduli terhadap kondisi jalan di wilayah mereka.
Warga lantas memperbaiki jalan dengan cara menggali permukaan yang rusak untuk menguras air yang tergenang.
Genangan tersebut membuat badan jalan berlubang dan menyerupai kubangan kerbau, rawan menyebabkan kecelakaan.
Salah satu warga, Nurdin, mengaku bahwa kondisi jalan rusak ini menyebabkan hampir setiap hari ada pengendara yang jatuh karena terperosok.
"Sudah rusak bertahun-tahun dan sudah berulang kali diadukan ke pemerintah, tapi tak kunjung ada perbaikan," jelas Nurdin.
"Padahal di jalur ini setiap hari ada saja warga terjatuh karena terperosok ke dalam lubang jalan atau tabrakan karena hindari jalan rusak," imbuh dia.
Jalan yang rusak ini merupakan akses utama penghubung Kabupaten Polman, Majene, dan Mamasa dengan panjang kerusakannya diperkirakan lebih dari dua kilometer.
Jalur ini juga satu-satunya akses dari Kota Mamasa menuju Desa Pamoseang dan Desa Indo Banua.
Kondisi jalan rusak diperparah saat musim hujan.
Air menggenang di lubang-lubang besar, membuat jalanan licin dan rawan kecelakaan.
Beberapa ruas jalan bahkan tidak memiliki penerangan malam hari, memperbesar risiko bagi pengendara.
Warga berharap ada tindakan nyata dari pemerintah daerah untuk memperbaiki kondisi jalan tersebut.
Apalagi hal itu menyangkut keselamatan dan kelancaran aktivitas masyarakat.
"Kalau dibiarkan terus seperti ini, kecelakaan akan terus terjadi dan aktivitas warga semakin terganggu," kata Nurdin.
Baca juga: Wanita Paruh Baya Kepergok Curi Uang Takziah, Pura-pura Melayat, Rumah Digerebek Ada Rp600.000
Berita viral lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Kabupaten Wonosobo
Warga Desa Watumalang
jalan Watumalang–Wonosroyo
kubangan jalan
berita viral
TribunJatim.com
Bingung Cara Pakai Jam Tangan Ahmad Sahroni, Bocil Kembalikan Barang Rp11,7 M Itu Lewat Ibunya |
![]() |
---|
Sri Mulyani Gelisah Tak Bisa Tidur Semalaman, Anak Ditangkap Polisi: Enggak Ada Niat Ikut Demo |
![]() |
---|
Rochmat Tukang Sol Lemas Sepatu Dagangan Habis Dijarah saat Demo Ricuh: Bukan Rezeki Saya |
![]() |
---|
Sosok Ajie Karim, Anggota DPRD dari Partai Gerindra Diduga Dugem di Tengah Gelombang Aksi Demo |
![]() |
---|
Pemerintah Sebut Alasan TikTok Hilangkan Sementara Fitur Live Karena Sukarela, Tunggu Kondisi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.