Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Aksi Netizen Luar Negeri Bantu Driver Ojol Indonesia Jadi Sorotan, dari Austria Ikut Kirim Makanan

Sejumlah warga asing berbondong-bondong memesan makanan hingga obat-obatan untuk driver ojol Indonesia.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
X - TRIBUNJATIM.COM/IMAM NAWAWI
AKSI SOLIDARITAS NETIZEN - Gerakan netizen luar negeri bantu driver ojol Indonesia di tengah aksi demonstrasi. Ribuan driver ojol demo di depan Mapolres Jember, Jawa Timur, Jumat (29/8/2025), meminta kasus kematian Affan Kurniawan diusut tuntas. 

TRIBUNJATIM.COM - Aksi sosial yang terjadi saat demonstrasi di berbagai wilayah Indonesia, tengah menjadi perbincangan netizen di media sosial.

Pasalnya, para driver ojol justru mendapat kejutan tak terduga di tengah hiruk-pikuk aksi demonstrasi di Indonesia. 

Mereka mendapat sejumlah pesanan makanan yang datang dari luar negeri, bahkan salah satunya dari Austria.

Baca juga: Warga Geger 5 Jenazah 1 Keluarga Ditemukan Dikubur Bawah Pohon di Dalam Rumah, Ada Pikap Misterius

Tak pelak ini menjadi momen haru yang menyejukkan di tengah huru-hara.

Melansir TribunnewsBogor.com, aksi dilakukan untuk menolong para driver ojol yang tetap bekerja di tengah situasi politik Indonesia yang sedang memanas.

Awalnya, gerakan solidaritas dipicu oleh ajakan seorang agar masyarakat ASEAN membantu rakyat Indonesia di tengah gelombang unjuk rasa besar-besaran.

Ia menggaungkan seruan solidaritas ini melalui akun X-nya yang memiliki username @sighyam.

Dalam utasnya, ia mengatakan bahwa warga Asia Tenggara bisa memesan makanan, minuman, hingga obat-obatan untuk driver ojol di Indonesia.

Hingga dibentuklah gerakan solidaritas netizen se-Asia Tenggara yang berfokus membantu para driver ojol.

Aksi ini pun viral di media sosial, sehingga tak hanya warga negara ASEAN saja yang terlibat, tetapi bahkan juga dari Austria, Eropa Tengah.

Mereka mentraktir para driver ojol dengan memesan makanan hingga kebutuhan medis melalui aplikasi ojek online Indonesia, seperti Grab.

Cara menggunakannya dengan mengubah lokasi mereka ke Indonesia.

Mereka lalu memilih kota tujuan seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Makassar, dan kota besar lainnya.

Lalu mereka memesan makanan, minuman, atau perlengkapan medis seperti kotak P3K untuk para driver ojol.

Pesanan tersebut tidak ditujukan untuk alamat pribadi, melainkan menggunakan titik penjemputan di lokasi netral dan aman seperti lobi hotel atau rumah sakit.

Di tengah hiruk-pikuk aksi demonstrasi di Indonesia, para driver ojol mendapat pesanan makanan dari luar negeri, bahkan salah satunya dari Austria.
Di tengah hiruk-pikuk aksi demonstrasi di Indonesia, para driver ojol mendapat pesanan makanan dari luar negeri, bahkan salah satunya dari Austria. (Instagram/infipop.id - TribunnewsBogor.com/Muamarrudin Irfani)

Poin terpenting dari aksi ini terletak pada instruksi khusus yang ditujukan kepada pengemudi.

Pemesan akan menginstruksikan agar pesanan tersebut langsung diterima pengemudi dan dibagikan langsung kepada rekan driver yang lain.

Sejumlah warga asing yang memesan makanan hingga obat-obatan untuk driver ojol Indonesia berasal dari Malaysia, Singapura, dan Thailand.

Bahkan warga dari Austria, Amerika Serikat, dan Inggris, juga mengirimkan pesanan makanan untuk driver ojol

Mereka yang berhasil mengirimkan makanan untuk para driver ojol ada yang membagikannya di utas X.

"I've reached my limit in helping, but from the bottom of my heart, i hope it still eases your burden. Eat well an stay strong, my Indonesian friends. Sending love from Malaysia," tulis @smin_nr.

Utas tersebut dikirimkan beserta bukti pesanan makanan berupa sejumlah bungkus nasi, sop, dan soto dengan total mencapai jutaan rupiah.

 

Ada juga postingan netizen asing lain, sambil menunjukkan chatnya dengan driver ojol.

Rata-rata mereka memesan makanan dalam jumlah banyak untuk dibagikan ke driver ojol lainnya.

Beberapa dari mereka memberitahukan agar pesanannya tak perlu diantar ke pemesan.

Para pengemudi hanya perlu mengambilnya, lalu dibagi-bagikan ke rekan sesama driver ojol.

"Tak perlu hantar ke saya ya. Bapak ambil ordernya. Bagi sama teman yang lain," tulis @albeitniko dari Malaysia.

Netizen asing dari Austria juga menunjukkan hasil chat-nya dengan pengemudi ojol Indonesia.

"I tried it from Autria and its works! thank you for the tutorial," tulisnya.

Aksi solidaritas ini mendapat balasan haru dari para driver ojol.

Semua berterima kasih bahkan sampai mendoakan mereka yang memesankan makanan.

"makasih kak sehat selalu dipermudah urusannya," kata salah seorang driver ojol membalas pesan di kolom chat apklikasi.

"Alhamdulillah, terima kasih kak," kata driver ojol lain.

Ada juga yang tak menyangka mendapat banyak pesanan makanan untuknya.

"Ini beneran kak? Makasih banyak ya berkah selalu semoga dilancarkan rezekinya," tulisnya.

Driver ojol lain juga menyebut bahwa yang diberikan sudah lebih dari cukup.

"Makanannya sudah saya terima bu. Ini udah lebih dari cukup. Terima kasih banyak," tulis driver ojol tersebut.

 

Di sisi lain, driver ojek online (ojol) Moh Umar Amarudin (30) menceritakan kronologi saat menjadi korban kericuhan demo di Jakarta yang ia alami pada Kamis (28/8/2025) malam.

Umar mengatakan, saat itu ia baru saja menurunkan penumpang dan hendak beristirahat setelah salat magrib di sebuah masjid yang tidak jauh dari lokasi kejadian.

Usai salat magrib, ia melihat karumunan orang-orang di depan masjid.

Umar pun lantas melihat keramaian tersebut.

Ternyata saat itu polisi tengah membubarkan warga yang sedang melihat kericuhan demonstrasi.

"Saya habis narik, abis nurunin penumpang terus ke masjid buat salat magrib," ujar Umar kepada Tribun Jabar melalui panggilan video, Senin (1/9/2025).

"Lagi istirahat di masjid habis salat magrib lihat di depan masjid ramai, polisi lagi bubarin warga yang lihat demo," imbuhnya.

"Jadi bukan yang demo, kan di situ banyak warga berkumpul lihat demo, nah dibubarin sama polisi," papar Umar.

Moh Umar Amarudin saat berbincang dengan wartawan Tribun Jabar melalui sambungan video call, Umar menceritakan kronologi kejadian, Senin (1/9/2025).
Moh Umar Amarudin saat berbincang dengan wartawan Tribun Jabar melalui sambungan video call, Umar menceritakan kronologi kejadian, Senin (1/9/2025). (Tribun Jabar/M Rizal Jalaludin)

Umar menjelaskan, saat ia akan melihat kerumunan tersebut, tiba-tiba terkena gas air mata dan ditarik aparat.

Saat ditarik aparat, Umar berusaha menjelaskan bahwa ia bukan pendemo.

"Saya lihat ke depan kena gas air mata perih," ucap Umar.

Namun, hal itu diduga tidak digubris aparat hingga Umar dipukuli dan terluka.

"Terus ada yang narik polisi, kata saya, saya bukan pendemo, saya ojol, saya lihatin (identitas), saya juga pakai jaket ojolnya, saya ditarik dipukulin, disitu enggak sadar," tutur dia.

Dari kejadian ini, Umar kehilangan handphone yang ia pakai untuk bekerja sebagai driver ojol.

Beruntung, sepeda motornya terparkir aman di halaman masjid.

"Motor aman soalnya diparkirin di masjid, HP hilang enggak tahu kemana."

"Saya ke rumah sakit dibawa sama ambulans, dari situ enggak sadar apa apa," kata Umar.

Umar menyebutkan, berdasarkan keterangan dokter, ia mengalami patah tulang iga.

"Kata dokter tulang iga patah satu," jelasnya.

Diketahui, Umar dirawat di RS Pelni Jakarta, kondisinya saat ini berangsur membaik.

Umar mengatakan, hari ini dokter telah membolehkan pulang ke rumah.

"Alhamdulillah hari ini kata dokter diperbolehkan pulang, sekarang masih ngurus administrasi dulu, nunggu petunjuk dokter, jam berapa pulangnya belum tahu," tutur Umar.

Umar berasal dari Kampung Sukamukti RT 01/01, Desa/Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Ia merantau ke Jakarta untuk bekerja sebagai driver ojol.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved