Berita Viral
48 Proyektil Gas Air Mata Ditemukan di Dalam Area Unpas, Polisi Bantah Tembaki Kampus: Tertiup Angin
Polda Jawa Barat membantah tudingan bahwa aparat menembakkan gas air mata ke dalam area kampus.
Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Gas air mata diduga ditembakkan ke Kampus Universitas Islam Bandung (Unisba) dan Universitas Pasundan (Unpas) saat kericuhan di Jalan Tamansari, Kota Bandung, Senin (1/9/2025) malam.
Namun, Polda Jawa Barat membantah tudingan bahwa aparat menembakkan gas air mata ke dalam area kampus.
Pernyataan ini disampaikan Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Hendra Rochmawan.
Baca juga: Bantahan TNI Dituding Biarkan Pembakaran Fasum & Penjarahan di Rumah Pejabat: Kita Taat Konstitusi
Ia mengatakan, petugas menembakan gas air mata ke jalan raya untuk membubarkan massa yang melakukan tindakan anarkistis.
Namun, dia menyebut gas air mata terbawa angin dari jalan raya hingga masuk ke lingkungan kampus.
"Tim kemudian menembakkan gas air mata di jalan raya yang kemudian tertiup angin ke arah parkiran Unisba," kata Hendra lewat keterangan video, Selasa (2/9/2025), melansir Kompas.com.
"Ini yang kemudian diinginkan oleh provokator anarko, dan memang mereka menunggu momen untuk membenturkan antara mahasiswa dan petugas," lanjutnya.
Ia menegaskan, isu yang menyebut polisi merangsek masuk kampus dan menembakkan gas air mata adalah hoaks.
"Mereka membuat framing di media sosial di akun-akun mereka bahwa petugas masuk kampus dan membawa senjata peluru karet serta menembakkan gas air mata, yang semua itu adalah hoaks," ujarnya.
Menurut Hendra, faktanya tidak ada satu pun anggota yang masuk ke area kampus maupun membawa senjata peluru karet.
"Pada kenyataannya di lapangan tidak ada satu petugas pun yang masuk ke area kampus dan tidak ada satu pun petugas yang membawa senjata," tutur Hendra.
Ia menambahkan, jarak petugas saat itu sekitar 200 meter dari area kampus.
"(Tembakan gas air mata) Tidak ada yang diarahkan ke kampus, semua itu ke jalan raya di mana sekelompok orang berbaju hitam berkumpul dan mengadang jalan serta melakukan pembakaran," kata Hendra.
Polda Jabar mengatakan, kelompok berpakaian hitam ini melakukan provokasi dengan memblokade jalan, membakar ban, hingga melempar bom molotov ke arah tim patroli.
Aparat kemudian membubarkan massa dan melakukan penyisiran.

Sementara itu, petugas keamanan Unpas justru menemukan 48 proyektil gas air mata berserakan di dalam kampus.
"Berserakan di sini ada 48 (proyektil)," ujar Kanit Keamanan Kampus Unpas, Rosid, saat ditemui di lokasi.
Rosid mengatakan, Unpas menjadi titik evakuasi bagi massa yang terdampak unjuk rasa dalam beberapa hari terakhir.
Ia menyebut, penembakan gas air mata terjadi sekitar pukul 23.30 WIB, dan membuat 12 mahasiswa pingsan.
"Titik evakuasinya cuma di Unpas aja. Malam saya enggak ngeduga ada lagi demo, kejadiannya 23.30 WIB," kata Rosid.
Baca juga: Sempat Ramai Disebut Tewas Gegara Demonstrasi, Ternyata AKP Darkun Masih Dirawat, Dijenguk Prabowo
Rosid menjelaskan, aparat keamanan datang dari arah Jalan Wastukencana dan Tamansari.
Aparat tidak masuk ke dalam kampus, melainkan membubarkan massa dari luar area.
"Anggota aparat keamanannya datangnya dari bawah. Walaupun itu diblokade, blokade sama bakar-bakaran kayu sama ban sama anak-anak," ucap Rosid.
Ia menambahkan, pembubaran dilakukan setelah terjadi insiden di kawasan sekitar DPRD Jawa Barat di Jalan Diponegoro.
Menurut Rosid, saat aparat datang, tidak ada perlawanan dari mahasiswa.
"Enggak ada perlawanan (mahasiswa) karena di sini udah ngumpul. Teriak-teriak aja di sini. Teriak-teriak nyorakin aja gitu," pungkas Rosid.

Melansir Tribun Jabar, sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Cipayung Plus melakukan orasi di depan Gedung DPRD Jawa Barat, Senin.
Mereka terdiri dari beberapa organisasi dan hadir menyuarakan aspirasi di depan DPRD Jabar yang menandakan pemerintah saat ini masih belum baik dalam menyelesaikan masalah secara damai.
Mereka tiba sekitar pukul 14.00 WIB di depan DPRD Jabar.
Pada pukul 15.00 WIB, Cipayung Plus sempat membacakan tuntutan-tuntutan mereka kepada anggota DPRD, sambil rentang waktu pukul 15.10 WIB sampai 16.00 WIB datang mahasiswa Unpas dan Unisba.
Kemudian, sekitar pukul 16.10, massa mulai mencair dengan hadirnya pula kelompok berpakaian hitam ke DPRD Jabar bergabung dengan massa dari Cipayung Plus.
Sekitar pukul 17.00 WIB, para mahasiswa baik Unisba, Unpas, dan Cipayung plus membubarkan diri lantaran memang mereka sudah selesai menyampaikan aspirasinya.
"Kami sudah menarik diri sejak pukul 17.00 WIB," kata Korlap Cipayung Plus, M Rafli.
Situasi Unpas pun berubah menjadi pelemparan batu, kayu, dan bom molotov ke area dalam DPRD Jabar sekitar pukul 18.00 WIB, hingga mulai merusuh pukul 18.30 WIB.
Sekitar pukul 18.15 WIB, aparat kepolisian yang berada berjaga di dalam DPRD Jabar meminta massa anarkis untuk pulang lantaran waktu demonstrasi atau unjuk rasa telah berakhir pukul 18.00 WIB.
"Kepada adik-adik, ayo segera bubar, pulang, karena waktu berunjuk rasa telah berakhir," ucap petugas dari DPRD Jabar, Senin (1/9/2025) petang.
Baca juga: Tahu Dalang Kerusuhan Demo, Prabowo Singgung Makar & Sudah Terencana: Saya Akan Hadapi Mafia-mafia
Petugas kepolisian yang berada di dalam DPRD Jabar pun sempat menyemprotkan air untuk membubarkan massa.
Namun, massa masih saja mencoba untuk merobohkan pagar depan DPRD Jabar.
Mereka juga terpantau masih melakukan bakar-bakaran depan pagar DPRD Jabar.
Situasi kamtibmas di sekitar Jalan Trunojoyo, Diponegoro, dan Cikapayang pun sudah kondusif mulai pukul 19.00 WIB dari pantauan Tribun Jabar.
Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Hendra Rochmawan menyampaikan, meski situasi di Jawa Barat masih dalam kondisi siaga 1, namun aparat mampu mengendalikan situasi dengan baik.
"Patroli rutin yang ditingkatkan ini dilaksanakan sebagai langkah antisipatif pascaterjadinya aksi vandalisme dan kerusuhan beberapa hari lalu. Kegiatan patroli ini dilakukan secara berkala, terutama pada malam hari," katanya.
Universitas Islam Bandung
Universitas Pasundan
Jalan Tamansari
Kota Bandung
Kombes Pol Hendra Rochmawan
Rosid
berita viral
Joget saat Tunjangan DPR RI Naik Padahal Punya Harta Rp131 Miliar, Eko Patrio: Waktu Muda Miskin |
![]() |
---|
3 Hal Janggal Iko Mahasiswa Unnes Meninggal Disebut Kecelakaan, Sempat Mengigau 'Jangan Pukuli Saya' |
![]() |
---|
2 ASN Minta Ganti Rugi Rp 1,5 Miliar setelah Dipecat karena Perselingkuhan, Klaim Tak Ada Bukti |
![]() |
---|
Penjarah Jam Ahmad Sahroni Rp 11,7 M Pusing Tak Tahu Cara Pakai: Namanya Orang Susah |
![]() |
---|
Kejanggalan Penangkapan Delpedro Marhaen Aktivis yang Dituduh Hasut Aksi Anarkis, Saksi: Buru-buru |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.