Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Janji Beli Daun Sirsak Rp 3000 Per Lembar, Warga Malah Buat Murtiningsih Rugi Rp 1,5 Juta

Kasus pencurian dengan kerugian Rp 1,5 juta dialami seorang perempuan paruh baya di Kalurahan Sabdodadi, Kapanewon Bantul, Bantul, DI Yogyakarta.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
SHUTTERSTOCK/BTEERANAN via Kompas.com
KASUS PENCURIAN - Foto ilustrasi daun sirsak terkait berita tentang perempuan paruh baya di Kalurahan Sabdodadi, Kapanewon Bantul, Bantul, DI Yogyakarta, harus kehilangan uang tunai Rp 1,5 juta setelah menjadi korban pencurian dengan modus penawaran pembelian daun sirsak seharga Rp 3.000 per lembar, Minggu (7/9/2025). 

TRIBUNJATIM.COM - Kasus pencurian dengan kerugian Rp 1,5 juta dialami seorang perempuan paruh baya di Kalurahan Sabdodadi, Kapanewon Bantul, Bantul, DI Yogyakarta.

Murtiningsih (56), harus kehilangan uang tunai Rp 1,5 juta setelah menjadi korban pencurian dengan modus penawaran pembelian daun sirsak seharga Rp 3.000 per lembar, Minggu (7/9/2025).

Selain kehilangan uang, KTP dan timbangan korban juga diambil pelaku.

Kronologi kejadian pun terungkap.

PS Kasi Humas Polres Bantul Iptu Rita Hadiyanto menyampaikan, peristiwa bermula ketika Murtiningsih berangkat bekerja mengendarai sepeda ontel.

Sesampainya di Gapura Kalurahan Sabdodadi, dia diberhentikan oleh orang tidak dikenal sekitar pukul 08.00 WIB.

"Orang tidak dikenal itu mengendarai sepeda motor Honda Supra warna merah dengan maksud menawarkan rosok," kata Hadiyanto saat dihubungi melalui telepon Senin (8/9/2025), dikutip dari Kompas.com.

Orang itu mengajak Murtiningsih pulang ke rumahnya agar mengetahui saat nantinya mengantarkan rosok.

Keduanya pun sampai ke rumah pelapor.

"Sampai di rumah pelapor, pelaku meminta tolong untuk dicarikan daun sirsak untuk obat ibunya dengan iming-iming akan dibeli dengan harga Rp. 3.000 per lembar," kata Hadiyanto.

Baca juga: Curi Ayam Rp20 Juta Lalu Dijual Rp200 Ribu, Pemuda Kini Terancam 7 Tahun Penjara

Hadiyanto mengatakan, korban meletakkan tas slempang warna hitam di atas sepeda motor honda beat warna merah di ruang tamunya.

Kemudian keluar rumah lalu mencarikan daun sirsat sesuai permintaan dari pelaku tersebut.

"Namun saat kembali setelah mencari daun sirsak, tidak mendapati keberadaan pelaku tersebut," kata dia.

Setelah itu, korban ke Polsek Bantul untuk melaporkan kejadian tersebut.

Hadiyanto mengatakan, polisi tengah memeriksa kasus ini, dan sudah meminta keterangan dari beberapa saksi.

Baca juga: 2 Pemuda Curi Jahe Senilai Rp 26 Juta di Malang, Dijual Kembali di Pasar Gadang

Sebelumnya, seorang pria lansia berinisial JH (64) ditangkap pedagang pasar tradisional Desa Bendo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, pada Kamis (31/7/2025) pagi.

Mulanya, warga Desa Jatilengger, Kecamatan Ponggok, tersebut membeli sayur kecambah dari seorang pedagang.

Ia membeli dengan uang pecahan Rp20 ribu.

Namun, ternyata pecahan Rp20 ribu yang ia gunakan berbelanja tersebut adalah uang kertas palsu. 

Hal itu disampaikan Kepala Seksi Humas Polres Blitar Kota, Iptu Samsul Anwar.

Ia mengatakan bahwa terduga pelaku JH mengakui menggunakan uang palsu yang dicetak sendiri untuk berbelanja di Pasar Desa Bendo.

"Pelaku mencetak sendiri uang palsu dengan menggunakan seperangkat komputer dan printer yang ada di rumahnya," ujarnya kepada awak media, Kamis malam.

Kata Samsul, dari penggeledahan terhadap JH, polisi menemukan uang kertas palsu senilai Rp270.000 dalam pecahan Rp20.000 dan Rp50.000.

 Selain uang palsu, penyidik menemukan uang asli sebesar Rp 21.000.

Uang ini merupakan kembalian saat berbelanja menggunakan uang palsu pada Kamis pagi dan Minggu (27/7/2025), di pasar yang sama.

"Pengakuan pelaku, dia terdesak kebutuhan ekonomi sehingga mendapatkan ide untuk mencetak sendiri uang palsu," katanya.

Samsul mengatakan bahwa penyidik kepolisian telah melakukan penggeledahan di rumah pelaku.

Ditemukan keberadaan seperangkat komputer dan printer serta alat pemotong kertas.

Barang bukti lainnya berupa satu unit telepon pintar serta beberapa lembar uang kertas jenis manila warna merah muda dan putih.

Baca juga: Residivis Curanmor Asal Semampir Surabaya Kembali Berulah, Kepergok Curi Motor Dihajar Warga

Menurut Samsul, JH membuat sendiri uang palsu dengan cara yang cukup sederhana.

Yakni diawali dengan memotret uang asli pecahan Rp20.000 dan Rp50.000 menggunakan telepon pintarnya.

Foto uang asli hasil jepretan tersebut lalu dipindahkan ke komputer untuk dicetak menggunakan printer warna sederhana miliknya.

Menurut Samsul, JH mengaku pertama kali mencetak uang palsu setahun lalu setelah mengalami kesulitan ekonomi akibat penipuan uang gaib.

"Sebelumnya terduga pelaku sempat tertipu akan mendapatkan uang gaib dengan menyetorkan uang mahar sebesar Rp35.000.000."

"Tapi setelah uang disetor, uang gaib yang dijanjikan tidak dia dapat," ujar Samsul, melansir Kompas.com.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved