Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Janji Kampanye Biayai Sekolah Anak Ditagih Pasutri Difabel, Dedi Mulyadi Akui Lupa: Saya Lalai

Mendapati difabel yang menagih janji kampanye tersebut, akhirnya Dedi Mulyadi memberikan respons.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Instagram/dedimulyadi71
JANJI KAMPANYE DITAGIH - Tangkapan layar unggahan akun Instagram @dedimulyadi17, Sabtu (6/9/2025). Pasutri difabel tagih janji kampanye Dedi Mulyadi untuk membiayai sekolah anaknya. 

Namun, situasi memanas setelah upaya massa merangsek masuk dengan merusak pagar besi gedung.

Aparat menembakkan gas air mata hingga massa tercerai-berai ke sejumlah titik di Jalan Diponegoro, Cilamaya, dan Trunojoyo.

Kericuhan makin meluas.

Satu unit rumah aset milik MPR RI yang berada di persimpangan Jalan Diponegoro dan Cilamaya hangus terbakar setelah dilempari batu dan dirusak massa berbaju hitam.

Mobil dinas dan beberapa fasilitas umum lainnya juga tak luput dari amukan.

Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.

Namun, asap hitam pekat sempat mengepul dari rumah peninggalan era Wakil Gubernur Jawa Barat di masa Gubernur Nuriana itu.

Baca juga: Sindiran Anak Menkeu Purbaya Yudhi ke Sri Mulyani Disorot, Singgung Soal Masyarakat Miskin

Dedi Mulyadi, yang datang sekitar pukul 19.50 WIB dengan pengawalan aparat, sempat berdialog langsung dengan para pendemo.

Ia mengakui ada rasa kecewa dan marah yang dialami masyarakat, terutama setelah tragedi meninggalnya Affan Kurniawan, pengemudi ojol yang tewas dalam aksi di Jakarta.

Meski begitu, Dedi Mulyadi mengajak masyarakat untuk tetap tertib dalam menyampaikan aspirasi.

"Saya memahami ada rasa kecewa, rasa benci, rasa jengkel pada diri sahabatku semua, sehingga seluruh kekecewaan itu dilampiaskan dalam unjuk rasa."

"Tetapi, jangan sampai dilampiaskan dengan merusak fasilitas umum, menjarah, atau membakar gedung bersejarah," kata Dedi Mulyadi dalam unggahan lain di media sosialnya.

Ia menegaskan bahwa tindakan anarkis justru akan merugikan masyarakat sendiri dan mengabaikan nilai sejarah yang harus dijaga bersama.

Mantan Bupati Purwakarta ini mengakui, pemerintah Jawa Barat belum sepenuhnya mampu memenuhi harapan warganya.

Ia pun menyampaikan permintaan maaf atas kekurangan tersebut.

"Saya juga memahami bahwa kami belum bisa memberikan yang terbaik untuk masyarakat Jawa Barat. Mari kita jaga kota dan provinsi kita bersama-sama," ucapnya.

Dedi meminta masyarakat tidak melibatkan kelompok yang hanya ingin berbuat rusuh, apalagi melibatkan pelajar di bawah umur.

"Mohon mari kita jaga lingkungan kita masing-masing, menjaga keharmonisan seluruh kota di Jawa Barat," ujarnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved